animasi blog

Di Perkosa Menantu


Berdiri di depan pintu rumahku, menantu permpuanku, Mirna, mendekatkan kepalanya ke arahku dan berbisik, “Kalau Ayah mau… aku nggak menolak.” Dia memberiku sebuah kecupan ringan di pipi, dan berbalik lalu berjalan menyusul suami dan anaknya yang sudah lebih dulu menuju ke mobil. Yoyok menempatkan bayinya pada dudukan bayi itu, dan seperti biasanya, dia terlalu jauh untuk mendengar apa yang dibisikkan istrinya tercintanya terhadap Ayah kandungnya.

Mirna melenggang di jalan kecil depan rumah dengan riangnya bagai seorang gadis remaja yang menggoda. Yoyok tak mengetahui ini juga, ini semua dilakukan istrinya hanya untukku…

Mungkin kalian mengira aku terlalu mengada-ada soal ini, tapi kenyataannya apa yang Mirna lakukan ini tidak hanya sekali ini saja. Dan sejak aku tak terlalu terkejut lagi, aku merasa ada sesuatu yang hilang jika dia tidak melakukannya saat berkunjung ke rumahku. Aku merasa ada getaran pada penisku, dan sebagai seorang lalaki biasa yang masih normal, pikiran ‘andaikan…A?a,?a”? yang wajar menurutku selalu hadir di benakku.

Mirna adalah seorang wanita yang bertubuh mungil, tapi meskipun begitu ukuran tubuhnya tersebut tak mampu menutupi daya tarik seksualnya. Sosoknya terlihat tepat dalam ukurannya sendiri. Dia mempunyai rambut hitam pekat yang dipotong sebahu, dia sering mengikatnya dengan bandana.

Dia memiliki energi dan keuletan yang sepengetahuanku tak dimiliki orang lain. Sebuah keindahan nan elok kalau ingin mendiskripsikannya. Dia selalu sibuk, selalu terlihat seakan dikejar waktu tapi tetap selalu terlihat manis. Dia masuk dalam kehidupan keluarga kami sejak dua tahun lalu, tapi dengan cepat sudah terlihat sebagai anggota keluarga kami sekian lamanya.

Yoyok bertemu dengannya saat masih kuliah di tahun pertama. Mirna baru saja lulus SMU, mendaftar di kampus yang sama dan ikut kegiatan orientasi mahasiswa baru. Kebetulan Yoyok yang bertugas sebagai pengawas dalam kelompoknya Mirna. Seperti yang sering mereka bilang, cinta pada pandangan pertama.

Mereka menikah di usia yang terbilang muda, Yoyok 23 tahun dan Mirna 19 tahun. Setahun kemudian bayi pertama mereka lahir. Aku ingat waktu itu kebahagian terasa sangat menyelimuti keluarga kami. Suasana saat itu semakin membuat kami dekat. Mirna mempunyai selera humor yang sangat bagus, selalu tersenyum riang, dan juga menyukai bola. Dia sering terlihat bercanda dengan Yoyok, mereka benar-benar pasangan serasi. Dia selalu memberi semangat pada Yoyok yang memang memerlukan hal itu.

Yoyok dan Mirna sering berkunjung kemari, membawa serta bayi meraka. Mereka telah mengontrak rumah sendiri, meskipun tak terlalu besar.

Aku pikir mereka merasa kalau aku membutuhkan seorang teman, karena aku seorang lelaki tua yang akan merasa kesepian jika mereka tak sering berkunjung. Disamping itu, aku memang sendirian di rumah tuaku yang besar, dan aku yakin mereka suka bila berada disini, dibandingkan rumah kontrakannya yang sempit.

Ibunya Yoyok telah meninggal karena kanker sebelum Mirna masuk dalam kehidupan kami.

Sebenarnya, tanpa mereka, aku benar-benar akan jadi orang tua yang kesepian. Aku masih sangat merindukan isteriku, dan bila aku terlalu meratapi itu, aku pikir, kesepian itu akan memakanku. Tapi pekerjaanku di perkebunan serta kunjungan mereka, telah menyibukkanku. Terlalu sibuk untuk sekedar patah hati, dan terlalu sibuk untuk mencari wanita untuk mengisi sisa hidupku lagi. Aku tak terlalu memusingkan kerinduanku pada sosok wanita. Tak terlalu.

Bayi mereka lahir, dan menjadi penerus keturunan keluarga kami. Kami sangat menyayanginya. Dan kehidupan terus berjalan, Yoyok melanjutkan pendidikannya untuk gelar MBA, dan Mirna bekerja sebagai Teller di sebuah Bank swasta.

Kunjungan mereka padaku tak berubah sedikitpun, cuma bedanya sekarang mereka sering membawa beberapa bingkisan juga. Tentu saja, diasamping itu juga perlengkapan bayi, beberapa popok, mainan dan makanan bayi.

Beberapa bulan lalu Mirna dan bayi mereka datang saat Yoyok masih di kelasnya. Dia duduk disana menggendong bayinya di lengannya. Dia sedang berusaha untuk menidurkan bayinya. Aku tak tahu caranya, tapi pemandangan itu entah bagaimana telah menggelitik kehidupan seksualku.

“Ngomong-omong… kapan Ayah akan segera menikah lagi?” dia bertanya dengan getaran pada suaranya.

“Aku tak tahu. Aku kelihatannya belum terlalu membutuhkan kehadiran seorang wanita dalam hidupku. Lagipula, aku telah memiliki kalian yang menemaniku.”
“Aku tidak bicara tentang teman. Aku sedang bicara soal seks.” matanya mengedip kearahku saat dia bicara.
“Apa?”
“Ayah tahu, seks.” dia hampir saja tertawa sekarang. “Ketika seorang lelaki dan wanita sudah telanjang dan memainkan bagiannya masin-masing?”
“Ya, aku tahu seks,” aku membela diri. “Lagipula kamu pikir darimana suamimu berasal?”
“Yah, aku hanya khawatir kalau Ayah sudah melupakannya. Maksudku, apa Ayah tak merindukan hal itu?”

“Terima kasih atas perhatianmu, tapi aku sudah terlalu tua untuk hal seperti itu.”
“Hei! Lelaki tak pernah bosan dengan hal itu. Setidaknya begitulah dengan putramu.”
“Anakku jauh lebih muda dariku, dan dia mempunyai seorang istri yang cantik.”
“Terima kasih, tapi aku masih tetap menganggap Ayah membutuhkannya,” dia menekankan suaranya pada kata ‘Ayah’.

“Terima kasih sudah ngobrol,” kataku, masih terdengar sengit. Ada sedikit jeda pada perbincangan itu, saat dia masih menekan kehidupan seksualku. Aku pikir bukanlah urusannya untuk mencampuri hal itu meskipun kadang aku membayangkannya juga.

Dia pandang bayinya, yang akhirnya tertidur, dan memberinya sebuah senyuman rahasia, sepertinya mereka berdua akan berbagi sebuah rahasia besar. Masih memandangnya, tapi dia berbicara padaku, “Kalau Ayah mau… aku nggak menolak.”
“Apa!!!?”
“Aku serius.” Mirna menatapku. “Kalau Ayah menginginkan aku… Ayah adalah seorang lelaki yang tampan. Ayah membutuhkan seks. Disamping itu, aku bersedia, kan?”

Aku pikir dia sedang bercanda. Tapi wanita yang menggoda ini tidak sedang main-main. Tapi tetap saja tak mungkin aku melakukannya dengan istri dari anak kandungku sendiri. “Terima kasih atas tawarannya, tapi kupikir aku akan menolak tawaranmu.” suaraku terdengar penuh dengan keraguan saat mengucapkannya.

Mirna mencibirkan bibir bawahnya, aku tak bisa menduga apa yang sedang dirasakannya. Dia tetap terlihat menawan, dan aku merasa Yoyok sangat beruntung.

Dia bicara dengan pelan. “Dengar, Yoyok tak akan tahu. Maksudku, aku tak akan mengatakannya kalau Ayah juga menjaga rahasia. Dan bukan berarti aku menawarkan diriku pada setiap lelaki yang kutemui. Aku bukan wanita seperti itu dan aku bisa mengatur agar sering berkunjung kemari. Dan aku tahu Ayah menganggapku cukup menarik kan, sebab aku sering melihat Ayah memandangi pantatku.”

Aku tak mungkin menyangkalnya. Mirna mungkin tak terlalu tinggi, tapi dia memiliki bongkahan pantat yang indah diatas kedua kakinya. “Ya, kamu memang memiliki pantat yang indah. Tapi itu bukan berarti kalau aku ingin berselingkuh dengan menantuku sendiri.”

Dia berhenti sejenak, tapi Mirna kelihatannya tak akan menyerah begitu saja. “Yah, tapi jangan lupa. “Kalau Ayah mau… aku nggak menolak.”
Dan itulah awal dari semua ini.

Seiring minggu yang berlalu, entah di sengaja atau tidak, dia seakan selalu berusaha untuk menggodaku, membuat puting sususnya menyentuh dadaku saat dia menyerahkan bayinya padaku untuk ku gendong. Atau dia masukkan jarinya di mulutnya saat Yoyok tak melihat, dan menghisapnya dengan pandangan penuh kenikmatan ke arahku.

Suatu waktu dia duduk di lantai dengan kaki menyilang dan sedang bermain dengan bayinya, dia memandangku tepat di mata, tersenyum, dan menyentuh pangkal paha di balik celana jeansnya. Aku tak akan melupakan hal itu. Dan dia entah bagaimana selalu menemukan cara untuk berduaan denganku walaupun sesaat, dan dia memberiku ciuman singkat yang penuh gairah, tepat di bibir. Itu semua dilakukannya berulang-ulang.

“Kalau Ayah mau… aku nggak menolak,” dia berbisik di belakang Yoyok saat suaminya itu sedang memasukkan DVD pada player.
“Kalau Ayah mau… aku nggak menolak,” dia berbisik saat mendekat untuk menyodorkan minuman padaku.
“Kalau Ayah mau… aku nggak menolak,” dia membisikkannya setiap kali dia berpamitan.

Dan sekarang, aku bukanlah terbuat dari batu, dan aku tak akan bilang tingkah lakunya itu tidak memberikan pengaruh terhadapku. Mirna sangat manis dan mungil, dan meskipun setelah melahirkan bayi pertamanya tak membuat tubuhnya berubah seperti kebanyakan wanita. Dia tetap langsing, dan manis, dan dia menawarkan dirinya untuk kumiliki. Tapi aku tak akan memulai langkah pertama untuk tidur dengan menantuku sendiri, tak perduli semudah apapun itu.
Setidaknya itulah yang tetap kukatakan pada diriku sendiri.

Beberapa minggu yang lalu kami semua berkumpul di rumahku untuk melihat pertandingan bola. Aku mengambil beberapa kaleng minuman dan sedang berada di dapur untuk menyiapkan beberapa makanan ringan saat Mirna muncul dari balik pintu itu.

“Hai!” sapanya, membuka pintu dan masuk ke dapur. “Ayah sudah siap untuk pertandingan nanti?”
“Hampir. Aku sedang membuat makanan untuk keluarga kecil kita, dan aku punya beberapa wortel untuk cucuku. Aku pikir dia akan suka dan warnanya sama dengan kesebelasan yang akan bertanding nanti, kan?

Mirna tertawa dan berkata. “Aku rasa dia tak akan perduli. Disamping itu bukankah ada hal lain yang lebih baik yang bisa Ayah kerjakan untukku?”

“Jangan menggodaku. Aku seorang kakek dan aku akan lakukan apa yang menurutku akan disukai oleh cucuku.” aku memandangnya. Mirna berdiri di sana memakai bandana merah kesukaannya diatas rambutnya yang sebahu. Dia memakai kaos yang sedikit ketat yang bahkan tak sampai ke pinggangnya, dan pusarnya mengedip padaku dibalik kaosnya. Kancing jeansnya membuatnya kelihatan seperti anak-anak diera bunga tahun 60an, dan dia memakai sandal dengan bagian bawah yang tebal yang menjadikannya lebih tinggi sepuluh centi.

Kuku kakinya dicat merah senada dengan lipstiknya, dan itu menjadi terlihat dengan sangat menarik dibalik denimnya. Dia selalu suka mengenakan perhiasan, dan dia memakainya pada leher, telinga, pergelangan tangan dan bahkan di jari kakinya. Dia membuatku berandai-andai jika saja aku masih remaja, jadi aku dapat memacari gadis sepertinya. Mungkin suatu waktu nanti aku harus pergi ke kampus dan mencari gadis-gadis. Khayalanku terhenti saat menyadari kalau Yoyok dan bayinya tidak mengikutinya masuk.

“Mana anggota keluargamu yang lainnya?” aku bertanya ingin tahu.
“Mereka akan segera datang. Yoyok pergi ke toko perkakas untuk membeli peralatan mesin cuci yang rusak. Dia ingin membawa serta anaknya. ‘Perjalanan ke toko perkakas yang pertama bersama Ayah’ kurasa yang dikatakannya padaku.” dia tersenyum.

“Apa Ayah mempermasalahkan saat pertama kalinya mengajak Yoyok ke toko perkakas?”
“Aku tak ingat,” aku berkata dengan garing.

Mirna mendekat padaku, dan menaruh tangannya melingkari leherku. “Ini kesempatan Ayah. Kalau Ayah mau… aku nggak menolak.”

Mirna memandangku tepat di mata dan mengangkat tubuhnya dan menciumku lama dan liar. Aku ingin mendorongnya, tapi aku tak tahu dimana aku harus menaruh tanganku. Aku tak mau menyentuh pinggang telanjang itu, dan jika aku menaruh tanganku di dadanya aku pasti akan menyentuh puting susunya. Saat aku masih terkejut dan bingung, aku temukan diriku menikmati ciumannya. Ini sudah terlalu lama, dan aku merasa telah lupa akan rasa lapar yang mulai tumbuh dalam diriku.

Akhirnya aku menghentikan ciuman itu dan mundur dan melepaskan tangannya dari leherku. “Kita tak bisa melakukannya.” aku mencoba menyampaikannya dengan lembut, tapi aku takut itu kedengaran seperti rajukan.

“Ya kita bisa.” Mirna kembali menaruh lengannya di leherku dan mendorong bibirku ke arahnya. Ada gairah yang lebih lagi dalam ciuman kali ini, dan akhirnya penerimaanku. Kali ini saat kami berhenti, ada sedikit kekurangan udara diantara kami berdua, dan aku semakin merasa sedikit bimbang.

Mirna memandangku dengan binar di matanya dan sebuah senyuman di bibirnya. “Ayah menginginkanku. Aku bisa merasakannya. Ayah tak mendapatkan wanita setahun belakangan ini, dan Ayah tak mempunyai tempat untuk melampiaskannya. Dan aku menginginkan Ayah. Jadi tunggu apa lagi…”

Pada sisi ini aku tak mampu berkomentar. Aku menginginkannya. Tapi aku tak dapat meniduri menantuku, bisakah aku? Tapi aku menginginkan dia. Aku merasa pertahananku melemah, dan saat Mirna menciumku lagi, aku jadi sedikit terkejut saat menyadari diriku membalas ciumannya dengan rakus.

“Mmmmm. Itu lebih baik,” katanya saat kami berhenti untuk mengambil nafas. Mirna menarik tangannya dari leherku dan mulai melepaskan kancing celanaku saat menciumku kembali lalu dia mundur. Jadi dia bisa melihat saat dia melepaskan kancing jeansku, menurunkan resletingnya, dan merogoh ke dalam untuk mengeluarkan barangku. Aku terkejut saat terlihat jadi tampak lebih besar di genggaman tangannya yang kecil. Setahun sudah tak disentuh oleh wanita , dan bereaksi dengan cepat, menjadi keras dan cairan pre-cumnya keluar saat dia mengocoknya dengan lembut.

Mirna mundur dan duduk. Saat kepalanya turun, dia menempatkan bibirnya di pangkal penisku yang basah. “Aku rasa aku menyukai bentuknya,” bisiknya sambil menatap mataku. Lalu kemudian dia membuka mulutnya dan dengan perlahan memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Ke dalam dan lebih dalam lagi penisku masuk dalam mulutnya yang lembut, hangat dan basah, dan aku merasa berada di dalam vagina yang basah dan kenyal saat lidahnya menari di penisku. Akhirnya aku merasa telah berada sedalam yang ku mampu, bibirnya menyentuh rambut kemaluanku dan kepala penisku berada entah di mana jauh di tenggorokannya. Penisku tanpa terasa mengejang, dan pinggangku bergerak berlawanan arah dengannya, dan bersiap untuk menyetubuhi wajahnya.

Tapi Mirna perlahan menjauhkan mulutnya dariku, menimbulkan suara seperti sedang mengemut permen. Saat dia bangkit untuk menciumku lagi, aku mengarahkan tanganku diantara pahanya. Aku gosok jeansnya dan dia menggeliat karenanya. “Mmmm, itu pasti nikmat,” katanya. “Tapi biar aku membuatnya jadi lebih mudah.”

Mirna melepaskan kancing celananya dan menurunkan resletingnya, memperlihatkan celana dalam katunnya yang bergambar beruang kecil. Diturunkannya celananya dan melepaskannya dari tubuhnya. Kami melihat ke bawah pada area gelap dibawah sana dimana kewanitaannya bersembunyi, dan kemudian aku sentuh perutnya yang kencang dan terus menurunkan celana dalamnya.

Mirna mengerang dalam kenikmatan saat tanganku mencapai sasarannya dibalik celana dalamnya. Vaginanya serasa selembut pantat bayi, dan aku sadar kalau dia pasti telah mencukurnya sebelum kemari. Terasa basah dan licin oleh cairan kewanitaannya dan membuatku kagum karena itu tak menimbulkan bekas basah di luar jeansnya. Saat tanganku menyelinap dibalik bibir vaginanya dan menyentuh klitorisnya yang mengeras, dia memejamkan matanya dan menekan berlawanan arah dengan jariku.

Mirna menaruh salah satu tangannya di leherku dan mendorong kami untuk sebuah ciuman intensif berikutnya sedangkan tangannya yang lain mengocok penisku dan tanganku terus bergerak dalam lubang basahnya. Saat kami berhenti untuk bernafas, Mirna mundur dan mengatakan sesuatu yang mengejutkan, “Yoyok datang.”

Aku segera melepasnya dan menuju jendela. Ya, mobil Yoyok terlihat di jalan sedang menuju kemari. Mirna pasti melihatnya dari balik bahuku saat kami saling mencumbui leher. Tiba-tiba perasaan bersalah datang menerkam karena hampir saja ketahuan. Aku tak percaya apa yang hampir saja kami lakukan. Dengan tergesa-gesa aku kenakan kemabali celanaku, tapi Mirna menghentikanku dan menangkap tanganku dan melanjutkan kocokannya.

“Hei, tidak boleh. Tak semudah itu Ayah boleh mengakhirinya. Aku telah menunggu terlalu lama untuk ini.”
“Tapi Yoyok hampir datang! Dia akan melihat kita!”

Mirna mengeluarkan penisku dan berjalan ke arah meja dapur. “Ini perjanjiannya,” katanya. “Aku tak akan mengadu pada Yoyok tentang apa yang baru saja kita lakukan kalau Ayah dapat dapat mengeluarkan seluruh sperma Ayah dalam vaginaku sebelum dia sampai kemari.” Sambil berkata begitu, dia menurunkan celananya hingga lutut dan membungkuk di meja itu.

“Dia segera datang!” hampir saja aku teriak.
“Tidak.” Mirna membentangkan kakinya sejauh celananya memungkinkan untuk itu dan dia memandangku lewat bahunya. “Dia harus menggendong bayi dan mengeluarkan semua barangnya. Biasanya dia memerlukan beberapa menit. Sekarang kemarilah dan setubuhi aku.”

Mirna telah telanjang dari pinggang hingga kaki, dan dia memohon padaku agar segera memasukkan diriku dalam tubuhnya. Aku menatap dua lubang yang mengundang itu. Pantatnya begitu kencang dan aku tak terusik saat melihat lubang anusnya yang berkerut kemerahan, dan di bawahnya, bibir vaginanya yang merah, terlihat mengkilap basah. Kakinya tak sejenjang model, tapi lebih kecil dan terasa pas, dan aku membayangkan bercinta dengannya beberapa jam.

Tangannya bergerak kebelakang diantara pahanya dan menempatkan tangannya pada vaginanya. Dengan dua jarinya dilebarkannya bibir vaginanya hingga terbuka, dan aku dapat melihat lubang merah mudanya mengundang penisku agar segera masuk. “Ayo,” katanya. “Ambil aku.”

Aku tak tahu apa dia sedang bercanda saat mengatakannya. Yoyok atau bukan, rangsangan ini lebih dari cukup untuk mereguk birahinya. Aku melangkah ke belakang menantuku dan menempatkan penisku di kewanitaannya. Saat aku mendorong penisku melewati lubang surganya yang sempit, aku dapat merasakan jari Mirna menahan bibir madunya agar tetap terbuka, dan dia melenguh saat aku memegang pinggangnya dan memasukkan diriku padanya.

Mirna telah sangat basah hingga aku dengan mudah melewati vagina mudanya yang sempit. Aku mulai mengayunkan barangku di dalamnya, sebagian didorong oleh nafsu akan tubuh menggairahkannya dan sebagian oleh rasa takut jika Yoyok memergoki kami. Mirna mengerang, dan aku dapat merasakan jarinya menggosok kelentit dan bibir vaginanya sendiri. Nafasnya mulai tersengal, dan setelah beberapa goyangan dariku, dia segera orgasme. Suara rengekan pelan keluar dari bibirnya saat dia mencengkeram pinggiran meja dengan kuat, dan letupan orgasmenya menggoncang kami berdua saat aku menghentaknya.

Itu cukup untuk menghantarku. Aku tak berhubungan dengan wanita dalam setahun ini, dan aku belum pernah mendapatkan yang sepanas Mirna. Aku menahan nafas dan mendorong seluruh kelaki-lakianku ke dalam dirinya. Kami mematung, dan kemudian spermaku menyemprot dengan hebat jauh di dalam surganya. Serasa aku telah mengguyurnya dengan sperma yang panas dan berlebih. Dia mengerang dalam nikmat, menggetarkan pantatnya di seputar penisku saat aku mengosongkan persediaan benihku. Dia melemah seiring dengan habisnya spermaku, dan kami akhirnya berhenti bergerak, kecuali untuk mengambil nafas.

Takut Yoyok akan datang sebelum kami sempat melepaskan diri, aku keluarkan diriku dari tubuhnya dengan bunyi plop yang basah, lalu mundur menjauh dan mengenakan celanaku. Mirna masih tetap berbaring tertelungkup di atas meja merasakan kehangatan campuran cairan birahi kami, pantat telanjangnya masih tetap memanggilku. Aku lihat spermaku dan cairannya mulai meleleh keluar dari bibir surganya. Aku palingkan muka dan melihat Yoyok hampir sampai di pintu belakang, bayi di tangan yang satu dan belanjaan di tangan lainnya.

Aku berbalik dan memohon pada Mirna. ” Ayolah!” kataku. “Kamu telah dapatkan keinginanmu. Dia hampir sampai kemari.”

Mirna bangkit, tatapan matanya masih kelihatan linglung. Dia bergerak ke depanku, menjadikanku sebagai penghalang dari pandangan suaminya saat dia dengan tergesa-gesa memakai celananya.

“Apa kalian sudah siap untuk pertandingannya?” tanya Yoyok sambil membuka pintu.
“Ya,” aku menjawab dari balik punggungku saat aku diam untuk menghalangi Mirna yang menaikkan resletingnya. Setelah dia selesai, aku segera berbalik untuk menyambut Yoyok.
“Ini,” katanya, menyodorkan bayinya padaku dan meletakkan belanjaannya diatas meja dapur.
“Urus ini, aku akan mengambil popok bayi.” Yoyok melangkah ke pintu yang masih terbuka, dan aku menghampiri Mirna. Dia masih terlihat sedikit linglung.
“Hampir saja,” kataku.
“Sini, biar aku yang menggendongnya.”

Aku berikan bayinya. Mirna memberiku pemandangan seraut wajah dari seorang wanita yang puas sehabis bersetubuh, dan memberiku ciuman hangat yang basah.
“Masih ada satu hal lagi yang harus kuketahui,”katanya.
“Apa itu?”
A?a,?A”Kalau aku ingin, bisakah aku mendapatkannya besok?”
Dan dia melenggang begitu saja tanpa menunggu jawabanku yang hanya melongo bengong. Dia yakin kalau akan bersedia…

Ngentot Dengan Tante Dona


Aqu mеmаng ѕudаh lаmа bеrеnсаnа untuk jаlаn-jаlаn kе kаmрung hаlаmаnku. Tak tеrаѕа реѕаwаt yg kutumраngi tеlаh mеndаrаt di bаndаrа. Aqu bingung, ini mаu kеmаnа ѕiсh?? ѕudаh lаmа aqu tak kеѕini. Tibа-tibа аdа yg mеnерuk рunggungku.

“Hеi, ѕudаh lаmа уасh? “ Aqu bingung, ѕiара tаntе ini.
“Mаѕih ingаt tak ѕаmа tаntеmu ini”? kаtаnуа. Aqu сumа mеnggеlеngkаn kераlа.
“Aqu tаntе Dona “ kаtаnуа.

Oоо..iуа aqu lаngѕung jаdi tеringаt ѕаmа аdik Ayahqu. Tеrnуаtа diа yg mеnjеmрutku. Singkаt kаtа aqu рun bеrаdа dirumаhnуа. Sehаbiѕ mаkаn ѕiаng, diа mеngаjаkku mеngоbrоl diruаng tаmu. Aqu tаnуа ѕаmа diа, kоk ѕерi ѕiсh?? Diа bilаng, mеmаng bеgini kеаdааnуа setiap hаri. Uncle Dаni mаѕih bеrlауаr, ѕерuрuku yg perempuan ѕаtu-ѕаtunуа lаgi Kuliаh kаtаnуа.

Waktu Tаntеku ingin mеngаmbil gеlаѕ minumаnnуа, tаk ѕеngаjа mаtaqu mеlihаt kеtеngаh dаdаnуа yg hаnуа tеrbаlut bаju kаоѕ yg kеtаt dаn tiрiѕ (ngаа’ раkе BH !!). “Kemaluanku” lаngѕung ngеrаѕ, аduh bаhауа niсh kalo kеtаhuаn, рikirku. Sembari bеrdiri aqu bеrkаtа mаu iѕtirаhаt dulu. Diа bеrkаtа:
“ Silаhkаn, ѕоаlnуа tаntе mаu iѕtirаhаt jugа.”

Sеѕаmраinуа dikаmаr, реrаѕааnku jаdi tak kаruаn, ѕоаlnуа mаѕih ingаt dаdа рutih tаntе Dona tаdi. Aqu lаngѕung mеngunсi рintu kаmаr, lаlu bеrоnаni riа sembari mеmbаygkаn tampang Aunty Dona yg аgаk miriр-miriр dgn Cut Tari itu. Oо еnаk bаngеt

“сrооtt..сrооt..сrоt..” aqu ѕudаh kеluаr ternyata. Aqu hаruѕ nуаri саrа nih ѕuрауа biѕа mеrаѕаkаn dаdа рutihnуа tаdi. Sembari рikir-рikir, aqu kеtidurаn.

Aqu tеrkеjut dаn bаngun kаrеnа tibа-tibа ѕаjа aqu mеrаѕа dingin. Wаh tеrnуаtа ѕudаh gеlар, mаnа hujаn lаgi. Kututuр jеndеlа kаmаrku itu, lаlu aqu bеrаnjаk kеluаr. Hеning dаn ѕерi rumаh ini. Aqu kе dарur, hаnуа mеndараti Mbok Minah ѕеdаng mеnсuсi рiring. Aqu bеrtаnуа kе diа,
“ Aunty kеmаnа Mbok? “.
Mbok Minah mеnjаwаb kalo tаntеku ѕudаh tidur tаdi ѕеhаbiѕ mаkаn dаn ѕерuрuku ѕеdаng mеnginар di rumаh tеmаnnуа.
“ Aqu kеkаmаr аjа dесh”, рikirku. Waktu mеnuju kаmаr, tаk ѕеngаjа aqu mеlеwаti kаmаr tаntе.

Pintunуа ѕudаh tеrtutuр rараt. Tеringаt dаdа рutih yg tаdi ѕiаng, aqu jаdi bеrѕеmаngаt untuk mеlihаt, bаgаimаnа ѕiсh Aunty Dona kalo tidur. Pеlаn-реlаn kuintiр mеlаlui lobang kunсi.Namun gеlар bаngеt. Ternyata lаmрu dikаmаr tаntе ѕudаh раdаm.

Mаkin реnаѕаrаn aqu dibuаtnуа. Kuсоbа untuk mеnаrik gаgаng рintu, аhаа.. tеrnуаtа tak tеrkunсi. Sembari mеlihаt kiri-kаnаn, aqu bеrаnjаk mаѕuk kе kаmаr tаntе. Kеѕеmраtаn nih рikirku. Tеrdеngаr dеѕаhаn hаluѕ tаntе diаtаѕ rаnjаngnуа. Pеlаn-реlаn aqu mеrауар mеndеkаti tеmраt tidurnуа. Kimоnо tеntе Dona tеrѕingkар kеаtаѕ ѕеdikit, ѕеhinggа mеmаmеrkаn раhаnуа yg рutih muluѕ.

Kеjаntаnаnku lаngѕung bеrеаkѕi. Pеlаn-реlаn kurаbа раhа tаntе, sembari mеnurunkаn сеlаnа реndеkku. Tаntе Dona tak bеrgеming ѕеdikitрun, diа tеrtidur bеgitu рulаѕnуа mеmbuаtku ѕеmаkin bеrаni. Gagang kemaluanku ѕudаh ѕеmаkin mеmbеѕаr. Tаngаnku ѕеmаkin nаik kеаtаѕ, mеnуеntuh bukit-bukit hаluѕ Aunty Dona.

Tаntе mеndеѕаh, aquрun mеnаrik tаngаnku. Taqut kеtаhuаn. Tаngаnku kеmbаli nаik kе раhа dаn ѕеkitаrnуа. Sembari mеngосоk kemaluanku, kuсаri lobang kemaluan Aunty Dona. Tеrаѕа hаngаt ditаngаnku. Tеrnуаtа Aunty Dona tak mеmаkаi CD sewaktu tidur. Pеrlаhan-lahan kubukа tаli kimоnо yg bеrаdа diрinggаngnуа.

Tаmраklаh badan рutih tаntе Dona dgn dаdа bеrukurаn 36B (kutаkѕir).Aqu mеmbаringkаn diri diѕаmрing badan tаntе Dona. Tibа-tibа tаntе bеrgеѕеr kе аrаhku, mеmbuаtku ѕеmаkin tak kаruаn. 

Sembari mеnuѕukkаn jаriku kе kemaluannуа, aqu рun реlаn-реlаn bеrаnjаk mеnindih tаntе Dona.
Namun tаngаnku yg ѕаtu kugunаkаn ѕеbаgаi реnораng badanku. Pеlаn-реlаn kutuѕukkаn kemaluanku kе lubang kemaluannуа yg ѕudаh bаѕаh. Namun mаѕuknуа ѕulit bаngеt. Dаn tibа-tibа diа mеngеrаng.Aqu рun mеnаhаn nараѕ. Tеrnуаtа diа tak ѕаdаr раdа ара yg аkаn mеnimраnуа. Dgn mеmаѕtikаn ѕаѕаrаn yg tераt, kеduа tаngаnku kugunаkаn ѕеbаgаi реnораng badanku. Kutuѕuk реlаn-реlаn kemaluannуа, kemaluanku ѕudаh ѕеbаtаѕ kераlа yg tеnggеlаm.

Aqu mеnаnti rеаkѕi tаntе. Tak аdа ара-ара (mungkin diа ѕеdаng mimрi hubungаn ѕеx dgn Om Dаni). Dgn ѕuаtu dоrоngаn yg kuаt, kuhujаmkаn kemaluanku kеdаlаm lubang kemaluan Aunty Dona ѕаmраi аmblаѕ ѕеluruhnуа. Tеrреkik Aunty Dona kаrеnа kаgеt.
“ Aра yg kаu laqukаn??” kаtаnуа.
“ Kemaluanku ingin mеrаѕаkаn kemaluan tаntе “ , kаtaqu.

Tаntе tеruѕ bеrоntаk. Namun араlаh dауа ѕоrаng perempuan bеrtinggi bаdаn 165 dgn bеrаt kirа-kirа 55, tеrhаdар aqu yg bеrtinggi bаdаn 180 сm. Sembari tеruѕ mеnghujаmkаn kemaluanku dgn kеrаѕ, tеrdеngаr реkikаn dаn dеѕаhаn hаluѕ tаntе Dona yg tеrnуаtа ѕudаh mulаi mеnikmаti bеѕаrnуа kemaluanku. Waktu aqu hаmрir kеluаr, kuhеntikаn gоygаnku. Tеrnуаtа diа mаrаh.

”Kalo tak mаu kulароrkаn kаu ѕаmа bараkmu, lаnjutkаn gоygаn kemaluanmu“. katanya
Aqu рun tеrѕеnуum dаn mеmbаlik bаdаn tаntе. Kuаngkаt kimоnоnуа dаn bеrkаtа, aqu mаu rаѕаin bokong tаntе .Tаntе Dona рun kаgеt, bokongnуа belom реrnаh dimаѕukin kemaluan kаtаnуа.

Aquрun mеmаkѕа dgn tuѕukаn kеrаѕ dаn tеriаkаn hiѕtеriѕ tаntе, kutuѕuk bokongnуа dgn ѕеkuаt tеnаgaqu.

Tеrаѕа ѕеmрit dаn liсin kаrеnа dаrаh Aunty Dona ternyata. Tаk bеrара lаmа aqu рun mеngеluаrkаn аir mаniku kе bokong tаntе. Mаlаm itu aqu mеlaqukаnуа bеrulаng-ulаng, aqu bеtul-bеtul mеmbuаt tаntе kерауаhаn ѕаmраi hаmрir рingѕаn. Pеrbuаtаn itu kаmi laqukаn ѕеlаmа aqu bеrаdа di ѕаnа.

Sаmраi ѕеkаrаng aqu mаѕih tеringаt аkаn реrbuаtаnku tеrhаdар Aunty Dona dаn aqu ingin ѕеlаlu mеlaqukаnnуа lаgi bеrѕаmа jikа aqu bеrtеmu lаgi dgnnуа nаnti.

NGENTOT TETANGGA YANG CANTIK


Aku seorang pengusaha muda dan mahasiswa jurusan ekonomi. Aku tinggal di sebuah kompleks bank pemerintah yang kini bank tersebut sudah dimerger. Aku sudah mempunyai pacar yang kebetulan tetanggaku di kompleks tersebut. Orangtuaku termasuk orang terpandang, sehingga aku di kalangan anak muda di kompleks tersebut cukup disegani. Dua tahun yang lalu aku merupakan ketua organisasi remaja, sehingga aku semakin dikenal oleh berbagai kalangan di lingkunganku.

Kebetulan di lingkunganku banyak gadis remaja yang cantik-cantik. Termasuk pacarku yang sekarang merupakan salah satu gadis yang menjadi incaran anak-anak muda di lingkungan tersebut. Entah kenapa dia mau menjadi pacarku.

Sejujurnya aku menyukai beberapa gadis cantik selain pacarku tersebut, tetapi aku berpikir dua kali jika aku berbuat macam-macam pasti akan menjadi bahan omongan di lingkunganku.

Singkat cerita, aku tergoda oleh salah satu anak tetangga orangtuaku, sebut saja Gita (nama samaran). Padahal aku sudah menjalin asmara dengan gadis yang juga tetanggaku. Kami bahkan sudah bertunangan.

Gita adalah seorang mahasiswi Tarqi. Ia mempunyai body yang sangat menggoda, walaupun agak sedikit gemuk, tetapi ia mempunyai bibir yang sexy dan mempunyai payudara berukuran 36B. Sebagai gambaran, body-nya mirip dengan artis Feby Febiola, dan bibirnya seperti Cornelia Agatha.

Tingkah lakunya selalu menggodaku. Sebagai laki-laki normal, kadang aku berpikiran agak kotor.
Hingga pada suatu kesempatan, ia meminta bantuanku untuk dicarikan HP dengan harga miring. Tentu saja kesempatan itu tidak kusia-siakan (dalam hatiku aku akan membelikannya HP tersebut dengan cuma-cuma).

Aku menyanggupinya, tetapi aku memberikan syarat agar ia mau kuajak pergi makan dan nonton berdua tanpa sepengetahuan pacarku dan teman-temanku. Dasar Gita memang centil, persaratanku ia setujui karena ia pikir sangat mudah sekali untuk menjalaninya.

Akhirnya aku membelikannya HP yang ia inginkan, dan aku pun menagih janjinya. Kemudian pada hari minggu siang, aku dan Gita pergi berdua untuk makan siang dan nonton. Ketika kami sedang nonton, kesempatan tersebut tidak kusia-siakan untuk sekadar mencium dan meraba-raba tubuhnya.

Tidak kusangka ia malah bilang kepadaku sebenarnya ia juga menyukaiku. Ketika aku dengan hot-hotnya menciumi dan menggerayangi tubuhnya, ia berbisik kepadaku bahwa ia sudah horny, dan mengajakku keluar dari bioskop untuk pergi ke pantai. Ketika di tengah perjalanan, aku memberanikan diri untuk mengajaknya ‘chek in’ di hotel yang terdekat, ternyata ia menyetujuinya.

Aku tiba di hotel yang dituju sekitar puku 3 sore. Setelah aku membayar kamar hotel tersebut, aku dan Gita dengan langkah yang terburu-buru menuju ke kamar hotel. Sesampainya di kamar hotel dan mengunci pintu, aku langsung melancarkan ciumanku, dan Gita membalasnya dengan sangat antusias.

Kemudian masih dalam keadaan berdiri kubuka pakainnaya (rok terusan berwarna pink tanpa BH) hingga ia hanya memakai CD yang berwarna kuning keemasan. Kemudian ia juga memintaku untuk membuka baju dan celana panjangku.

Kini kami dalam keadaan hanya memakai pakaian dalam saja. Kemudian ia kubimbing ke atas ranjang yang berukuran double size. Aku mulai melumat bibirnya yang sexy dan menciumi serta menjilat seluruh tubuhnya.

Kemudian ketika aku mencium CD-nya, di bagian kemaluannya yang sudah basah, ia menggelinjang dan sesekali merintih-rintih keenakan. Setelah aku puas menciumi seluruh tubuhnya, kemudian kubuka CD-nya. Aku pun membuka CD-ku, kini kami berdua sudah benar-benar bugil.

Aku sampai menahan nafas ketika kulihat payudaranya yang besar dan montok. Dengan sangat bernafsu kulumat puting susunya yang berwarna coklat kemerah-merahan. Karena sebenarnya Gita masih berusia 20 tahun, sehingga terlihat body-nya yang serba kencang.

Aku juga meraba dan mengusap bulu-bulu di kemaluannya yang sangat lebat. Aku semakin bernafsu mencium dan menjilat seluruh tubuhnya yang mulus.

Kemudian aku memasukkan dua jari tanganku ke dalam vaginanya yang sudah basah, sedangkan lidahku sibuk menjilati puting susunya yang berwarna coklat kemerah-merahan. Gita semakin merintih-rintih dan menggelinjang serta nafasnya mulai berat.

Kemudian kubuka kedua pahanya lebar-lebar agar aku dapat dengan leluasa memainkan lidahku ke dalam vaginanya. Aku menjilati dan memainkan klitorisnya dengan penuh gairah. Setelah kupuas, giliran Gita memainkan rudalku yang sudah tegang dengan lidahnya. Ia jilati kemaluanku yang berukuran lumayan panjang dan besar (kira-kira 20 cm dengan diameter 3,5 inchi).

Ia menjilat dan mengulum rudalku dengan penuh kenikmatan. Aku tidak menyangka kalau kemaluanku akan dibersihkan oleh gadis impianku. Setelah ia puas, kemudian Gita mengambil posisi telentang dengan kedua paha dibuka lebar-lebar, ia memintaku untuk segera memasukkan rudalku ke dalam vaginanya.

Aku mengambil ancang-ancang untuk memasukkan batang kemaluanku ke dalam vaginanya yang sudah basah. Kupikir pasti aku tidak akan kesulitan untuk memasukannya, ternyata beberapa kali aku mencoba selalu saja meleset, dengan tidak sabar Gita menarik rudalku dan mengarahkan ke arah lubang kewanitaannya.

Ternyata Gita masih perawan, tetapi dengan kegigihanku akhirnya aku berhasil memasukkan ujung rudalku ke dalam vaginanya. Ketika kutekan dengan sedikit paksaan, Gita menjerit kesakitan, kemudian aku menghentikan sejenak seranganku sampai kulihat ia sudah siap kembali, dan perlahan-lahan kumasukkan batang rudalku. Gita kembali merintih menahan sakit.

Aku bertanya, “Git, kamu mau diterusin atau nggak..?”
Ia menjawab, “Terusin dong sayang, tapi pelan-pelan ya..!”
Akhirnya dengan perjuangan yang cukup melelahkan, aku berhasil memasukkan setengah batang kemaluanku, dan aku mendiamkan sejenak aktifitasku. Aku merasakan dari vagina

Gita keluar darah segar pertanda keperawanannya sudah hilang.Cerita Bokep
Dinding vaginya yang lembut dan hangat memijat-mijat batang kemaluanku. Aku tidak terlalu memaksa untuk membenamkan seluruh rudalku ke dalam vaginanya. Mungkin ukuran rudalku yang lumayan panjang, sehingga membuat sakit vagina Gita yang baru pertama kali melakukan seks.

Kemudian aku mulai menaik-turunkan pantatku secara perlahan dan beraturan. Dan secara perlahan-lahan aku membenamkan rudalku sedalam-dalamnya, hingga akhirnya seluruh batang kemaluanku amblas ke dalam vagina Gita. Gita sudah mulai terbiasa dengan rudalku, malah ia mulai memutar pinggulnya, sehingga semakin menambah kenikmatan pergumulan kami saja.

Aku semakin bersemangat untuk memainkan rudalku dengan cepat. Permainanku diimbangi Gita dengan menjepit pantatku dengan kedua kakinya.

Aku merasakan rudalku semakin mentok saja mengenai ujung rahimnya. Kami berganti posisi dengan cara sambil duduk. Gita semakin terlena, karena posisi tersebut membuat rudalku semakin bergesekan dengan klitorisnya, sehingga hal itu membuat Gita semakin terbakar birahinya.
K
ami sempat beristirahat sejenak, karena posisi tersebut banyak menguras tenaga kami. Sambil istirahat aku meremas-remas dan menjilati serta menghisap puting susuya secara bergantian. Setelah tenaga kami terkumpul, kami melanjutkan kembali dengan lebih menggebu-gebu.

Setelah kira-kira 25 menit kami bergumul hebat, aku mulai merasakan spermaku akan keluar, begitupun dengan Gita, ia mulai mendekati orgasmenya. Aku merasakan dinding vaginanya yang berdenyut kencang dan semakin banjir.

Aku berkata setengah berbisik, “Git, aku sudah mau keluar nih, kita keluarinnya sama-sama ya..?”
Gita menjawab dengan terputus-putus, “Ia.. sa.. yaaa.. ngg.. sshhh.. cepetan dong keluarinnya aku.. sebentar lagi selesai nih..!”
Dengan nafas yang tidak beraturan, aku menjawab, “Tahan sebentar ya sayang.., aku juga sudah mau keluar..”

Tidak lama kemudian aku memuntahkan spermaku ke dalam rahimnya, dan aku pun merasakan cairan hangat dari dalam vagina yang mengenai rudalku.
“Ooohhh.. shhh…” hampir bersamaan kami melenguh mengakhiri perjalan yang melelahkan dan penuh kenikmatan.

“Sayang.., vaginaku hangat banget sama spermamu..” Gita memberikan komentar puas dengan keperkasaanku.

Kemudian kami beristirahat sejenak sambil memberikan pujian kepuasan masing-masing. Tetapi tanganku dan Gita masih meraba-raba dan mengusap kemaluan kami satu sama lain, sehingga birahi kami kembali timbul.

Kali ini Gita yang mendahului dengan menjilat dan melumat hampir seluruh rudalku ke dalam mulutnya. Bukan hanya itu saja, ia juga dengan sangat agresif menciumi seluruh tubuhku.

Aku mendorong tubuhnya ke samping hingga ia telentang. Kini giliranku untuk menciumi seluruh tubuhnya. Payudara Gita yang sudah mengeras dan puting susu menjulang tinggi, membuatku semakin bernafsu untuk meremas, menjilati serta menghisap-hisap puting susunya hingga puting susu Gita semakin terlihat basah dan mengkilap.

Jari-jari tanganku dengan nakal memainkan klitoris dan menyodok-nyodok ke dalam vaginanya yang sudah banjir.

Gita semakin kelojotan dan mulai memohon-mohon kepadaku untuk segera memasukkan rudalku ke dalam lubang kewanitaannya. Aku merubah posisi dengan tidur telentang, sementara Gita berjongkok sambil mengangkang untuk mengambil posisi memasukkan zakarku ke vaginanya.

Dengan tidak sabar Gita meraih batang kemaluanku dan dituntun ke arah vaginanya. Ketika rudalku mulai memasuki vagina Gita yang pinggirannya ditumbuhi bulu-bulu lebat, aku merasakan dinding vaginanya yang sudah banjir menghangatkan dan memijat-mijat batang zakarku.

Gita mulai menggerakkan pinggulnya yang montok ke atas ke bawah, dan memutarnya ke kiri dan ke kanan. Sedangkan tanganku mulai meremas-remas sepasang payudara yang besar dan kencang. Gita dengan sangat bernafsu menekan pantatnya kuat-kuat, sehingga rudalku seluruhnya amblas ditelan vaginanya.

Kali ini Gita yang memegang peranan, aku menurutinya saja, karena kulihat dengan posisinya yang di atas ia sangat bergairah sekali. Aku mengangkat badanku untuk melumat puting susunya.
Perbuatanku semakin membuat Gita mabuk kepayang. Ia memeluk kepalaku ke arah payudaranya. Pantatnya semakin cepat ditarik dan diputar-putar. Hingga akhirnya ia mencapai orgasme yang kedua kalinya.

Aku yang belum mencapai klimaks membuat keputusan berganti posisi dengan dogie style. Gita mengambil posisi menungging, kemudian kuarahkan rudalku ke vaginanya lewat belakang. Aku sangat bernafsu sekali melihat pantatnya yang lebar dan sexy.

Tangan kananku memegang dan menepuk-nepuk pantatnya, sedangkan tangan kiriku meremas-remas payudaranya. Gerakan tersebut kulakukan secara bergantian. Ternyata posisi tersebut membuat Gita bangkit kembali gairahnya, karena klitorisnya terkena gesekan rudalku.

Kali ini Gita mulai memberikan perlawanan. Ia menggoyang-goyangkan pantatnya maju mundur berlawanan dengan arah goyangan pantatku.

Ketika Aku mendorong pantatku ia menyodorkan pantatnya ke belakang, dan ketika Aku menarik pantatku ke belakang ia menarik pantatnya kedepan.Irama nafas kami semakin cepat, kami melakukan goyangan dengan cepat, sehingga setiap kali kucabut dan menyodok vaginya dengan rudalku timbul bunyi akibat vagina Gita yang banjir oleh lendir birahi.

Aku mulai merasakan spermaku akan segera keluar. Ternyata Gita juga sudah merasakan ia akan mengalami orgasme yang ketiga kalinya. Tidak lama kemudian rudalku memuntahkan sperma secara berturut-turut di dalam vaginanya. Aku pun merasakan gerakan Gita yang bergoyang-goyang pelan dan tegang, sedangkan punggungnya telihat melengkung seperti udang karena ia juga telah orgasme.

Aku mencabut batang kemaluanku dari vaginanya setelah Aku tidak merasakan muncratan spermaku. Aku telentang lelah, sedangkan Gita menjilati sisa-sisa spermaku yang masih keluar dari zakarku. Ia menghentikan aktifitasnya setelah spermaku tidak keluar lagi.

Kami berpelukan erat sambil menghayati kenikmatan yang barusan kami lakukan. Kami melakukan bukan hanya sekali saja, tetapi entah sampai berapa kali. Permainan kami semakin lama bertambah hot saja, karena ternyata Gita mulai terbiasa dan ketagihan dengan keperkasaan rudalku.

Kami memutuskan pulang setelah merasa sudah sama-sama lemas dan puas. Andai saja kami melakukannya pada malam minggu, mungkin kami akan terus melakukannya sampai pagi.
Setelah kejadian pada malam itu, hingga kini kami jadi sering melakukannya sampai pagi. Aku melakukan hubungan seks dengan Gita dengan system kalender, hal itu kami lakukan untuk menghindari kehamilan.

Aku semakin ketagihan, karena tunanganku adalah tipe gadis pendiam dan alim, dan aku tidak pernah mendapatkan pelayanan darinya. Kemanapun aku pergi, termasuk chek-in, aku selalu membawa laptop. Komputer tersebut kupergunakan untuk memantau perkembangan usahaku, selain itu juga digunakan untuk mengetik ceritaku dan memutar film blue sebagai pembakar hasrat birahi kami. Tentu saja perbuatanku yang sedang menceritakan seks kami tidak diketahui oleh Gita, karena ia masih tertidur untuk istirahat sejenak.

Cerita Mesum Di Tempat Salon Penuh Kenikmatan

Tidak seharusnya aku menceritakan cerita sex yang memalukan ini, tapi mau bagaimana lagi kejadian ini terjadi dan sudah terlanjur basah. Baiklah, saya akan mulai menceritakan kisah sex ini.

Perkenalkan namaku Topan, umurku 31 tahun, aku adalah laki-laki yang sudah berkeluarga. Istriku berusia lebih muda dariku 3 tahun, kalau kata orang-orang tua sih selisih usia kami sangatlah bagus.
Nama istriku adalah Gita, menurutku dan menurut teman-temaku bentuk tubuh istriku bisa dibilang sangat Ideal. Dia mempunyai berat badan 53 kg dan tinggi badan 166 cm. Selain itu istriku mempunyai ukuran buah dada yang benar-benar pas dengan postur tubuhnya, kira-kira ukuran buah dada istriku sekitar 34B. Ditambah lagi istriku ini mempunyai kulit putih dan mulus, serta mempunyai rambut panjang, lurus dan hitam berkilau.

Dalam rumah tangga kami telah dikaruniai seorang buah hati. Tetapi tidak lama setelah istriku melahirkan anak pertama kami, bentuk tubuhnya tidak seindah dulu, bisa dikatakan mengembanglah istilahnya. Karena aku ingin mendapatkan bentuk tubuh istriku yang seperti dulu kala, aku mempunyai inisiatif untuk mengajaknya ke salah satu salon perawatan tubuh.

Tetapi pada saat itu tawaranku ditolak dengan halus oleh istriku, dia berkata nanti saja merawat tubuhnya, tunggu sampai anak kami umur berumur 1 tahun dulu, dimana bila dia tidak memberikan asi lagi kepada anak pertama kami. Singkat cerita 1 tahun-pun telah berlalu. Seperti yang saya janjikan dulu, akhirnya kami-pun menuju ke salah satu salon tempat perawatan tubuh didaerah kami.

Disalon itu saya membaca jenis pelayanan perawatan tubuh, saya pikir salon tepat sekali untuk istri saya. Selain jenis pelayanannya lengkap, salon itu juga di support oleh para ahli kecantikan dan perawatan tubuh, dan kebetulan sekali para spesialais itu adalah wanita. Perawatan itu-pun mulai berjalan, istriku datang kesalon itu dalam seminggu bisa sampai 3 kali, perawatan itu berjalan selama 3 bulan.

Karena istriku perawatan di salon itu cukup lama, sampai-sampai para pegawai salon tersebut hafal kepada kami. Setelah Gita selasai melakukan perawan, istriku-pun akhirnya menjadi pelanggan setia salon tersebut. Setelah itu-pun kami masih sering ke salon itu. Walaupun istriku sudah tidak perawatan lagi, kami kesana untuk sekedar untuk creambat, facial, atau untuk merapihkan rambut kami.

Oh iya, pada saat awal bulan pertama perawatan istriku, aku tidak diperbolehkan masuk ke dalam ruang perawatan bertujuan untuk melihat proses perawatan istriku. Memang seharusnya aku tidak boleh masuk sih, karena memang salon tersebut memang khusus untuk wanita. Tetapi pada akhirnya mereka-pun menawarkan kepadaku sebuah kamar khusus karena aku adalah pelanggan tetap.

Letak kamar tersebut berada sebuah kamar yang letaknya dibagian dalam salon tersebut. Penginapan itu berupa kamar-kamar untuk pelanggan, dimana terjaga privasinya. Dengan fasilitas kamar AC, Jacuzi, Spa dan tidak lupa springbed yang nyaman, dengan tujuan bagi wanita yang sudah beristri, sang suami bisa ikut menem didalam tanpa mengganggu pelanggan salon yang lain khususnya wanita.

Dengan adanya penawaran seperti itu tentu saya ambil. Selesai reservasi kami diantar ke sebuah kamar yang telah saya pesan didepan. Kami dipersilahkan masuk dan menunggu dipanggilkan ahlinya perawatan tubuh. Tidak terlalu lama pintu kamar diketok seseorang. Ternyata datang juga orang yang kami tunggu, dia seorang wanita bernama , kulitnya putih bersih, cantik dan cukup sexy juga menurutku.

Ternyata selama ini lah yang sering menang perawatan tubuh istriku. Waktu aku panggil mbak dia malu katanya umurnya masih muda dari saya, akhirnya untuk lebih akrab aku panggil saja,
“ Mbak Gita ada keluhan apa? Atau mau sekedar relaksasi saja? ” tanya.
“ Yah sekedar relaksasi aja Tik, aku sudah lumayan lama nih nggk ke salon ini ” jawab Gita.
Lalu Watik-pun mengusulkan kepada Gita kalo massage ringan disertai luluran keseluruh tubuh. Sebelumnya mempersilahkanku duduk disofa didalam kamar tersebut, sambil menyarankan sebuah minuman semacam jamu kepadaku. Yang katanya bisa menambah stamina dan menghilangkan lelah ditubuh. Sembari menunggu istriku akupun memesan minuman yang disarankan Watik.

Setelah beberapa menit akhirnya datang juga minuman tersebut, sebelumnya saya fikir minuman itu pahit, setelah saya minum ternyata rasanya manis dan disajikan hangat. Tidak lama akhirnya watik menyalakan sebuah alat aroma terapi untuk menambah suasana yang nyaman dan rilex. Kemudian
Gita disuruh melepaskan semua pakaiannya, karena yang pertama adalah luluran keseluruh tubuh.
Setelah tubuh istriku Gita telanjang total serta merta Gita berbaring diatas kasur memunggungi.

Mulailah melumuri punggung hingga kekaki Gita dengan ramuan lulur yang aku sendiri kurang paham. Sambil jari jemari kedua tangannya memijat Gita mulai dari leher, bahu, punggung pantat dan sampe ke kaki. Setelah agak lumayan lama, dia menyuruh istriku berbalik menghadap kedepan.

Otomatis terlihat-lah buah dada Gita yang dulu sehabis menyusui terlihat kendor dengan warna puting agak kehitam-hitaman, sekarang sudah kencang dan warna putingnya terlihat merah muda menggemaskan. Dilulurinya seluruh badan Gita oleh dari atas sampe bawah tak luput buah dada dan kewanitaannya. Mulai pemijatan ringan dari leher turun kedada, sampe buah dada dan puting istriku tak luput dari pijatannya.

“ Gimana mbak Gita, enak yaaa? ” tanya.
“ Iya Tik, pijatanmu bener-bener bikin relax dan nikmat rasanya ” jawab istriku.
Dengar hal seperti itu dimana kondisinya yang sangat nyaman dan rilex sepertinya pikiranku cuex aja, aahhh itu khan proses umum dalam terapi pikirku. melanjutkan pijatannya sampe kebawah dan sekarang tidak hanya memijat paha dan kaki Gita saja tetapi jari-jemari yang lentik memainkan bibir Kewanitaan dan klitoris Gita. Karena itu klitoris Gita-pun semakin terlihat, dan sebesar biji kacang tanah.

Semenjak melahirkan istriku Gita selalu mencukur rambut disekitar Kewanitaannya biar nampak bersih. Desahan demi desahan terdengar lirih tapi pasti, nafsu birahi Gita perlahan mulai meninggi. Hebat juga pikirku si ini bener ahli dalam merangsang sesama wanita. Ya memang dalam pandangan istriku sebelumnya merasa jijik melihat sex lesbi, tetapi anehnya istriku hanya diam ketika diperlakukan seperti itu oleh watik.

“ Mbak Gita, apa boleh Kewanitaan dalamnya saya beri lulur supaya bersih? ” tanya Watik .
“ Boleh aja kok Tik ” jawab Gita terbata-bata oleh kenikmatan.
“ Mas ngijinin khan, kalo Kewanitaan mbak Gita juga saya bersihkan, supaya kalo berhubungan lebih nikmat mas ” kata Watik kepadaku sambil merayu dan minta ijin dahulu.
“ Boleh aja kok Tik ”, Jawabku,

Tapi dalam hati berkata, aneh juga pikiranku bisa seperti itu, selain itu aku juga terangsang melihat perlakuan kepada Gita. Mungkin karena minuman tadi atau aroma terapi yang bener-bener membuatku rilex dan bersikap cuex. Setelah mendapat ijin, melanjutkan niatnya. Saya lihat jari telunjuk Watik-pun mulai keluar masuk ke dalam kewanitaan Gita yang terlihat menggemaskan itu.

http://www.premiumpoker1.com/premiumpk/index.php?gamepokeronlineterbaik

Dengan Pelan-pelan dengan gerakan yang lembut, sedang ibu jari menggosok-gosok klitoris istriku. Tidak terlalu lama dan keliatannya Gita juga belum klimaks, menyudahi permainannya. mengatakan kepadaku bahwa ini bagian dari ritual rilexsasi katanya, jadi tidak perlu sampe klimaks. Terlihat di raut muka Gita akan ketidakpuasannya.

Selesai hal tersebut, meminta Gita mandi untuk membersihkan badan. Tadinya Gita ogah-ogahan beranjak dari tempat tidur, mungkin aja karena tidak puas. Tapi berkata katanya ini baru sebagian saja dan nanti akan ada yang lebih hebat. Mau juga Gita mandi dijacuzi dengan air hangat hingga bersih. Selesai mandi dan mengeringkan badannya dengan handuk.
Setelah itu Gita duduk disofa disampingku sambil berbalut handuk saja. sedikit ngobrol-ngobrol dan katanya,

“ apa mau dilanjutkan atau istirahat dahulu? ”
Belum sempat aku jawab ehh Gita udah nggak sabar ngomong duluan, katanya
“ ok aja selagi seger badannya. ”
“ Apa ndak sebaiknya mbak Gita minta pendapat dan ijin dari mas Topan sebagai suami? ” Pinta kepada Gita.

“ Gimana mas boleh ndak tawaran tadi? ” pinta Gita.
“ Boleh-boleh aja khan memang sudah seharusnya ” jawabku.
Karena dalam pikiranku memang seperti itu prosesnya. Kemudian aku menanyakan pada ,
“ Sebetulnya proses selanjutnya seperti apa? ”
Kemudian watik-pun menerangkan,

“ Untuk selanjutnya pijatan-pijatan yang ringan dan kalo mau juga bisa sampai kepuasan kenikmatan yang dalam, itupun kalo mas Topan mengijinkan ”, terangnya kepadaku.
“ Bukannya aku tadi sudah memperbolehkan ” jawabku.
“ Iya mas, tapi nanti ada satu syarat bila mas Topan bener-bener menyetujui ” kata .
“ Kira-kira seperti apa syarat tersebut? ” tanyaku.

Watik-pun menjelaskan bahwa sebetulnya syaratnya sangat mudah yaitu menyuruhku tetap diam dan tidak boleh mencampurinya waktu bekerja, atau tidak menjamin akan kesuksesan terapi ini. Dengan berat hati asal bisa menyenangkan istriku ndak apa-apa untuk mengambil resikonya. Setelah semua setuju akhirnya meminta Gita melepaskan ikatan handuk yang melingkar menutupi keindahan tubuh sexy nya.

Lalu Watik menyuruh Gita untuk berbaring rilex di tempat tidur dengan menghadap kedepan. Perlahan-lahan tapi pasti mulai memijat kembali seluruh tubuh Gita. Tak lupa kedua buah dada Gita ikut diremas-remas dan dipilin putingnya hingga tegak berdiri. Dan tak lupa kewanitaannya Gita juga digosok dan lubangnya dimasukin jari telunjuk , dengan gerakan yang simultan, mulai kelihatan desahan-desahan Gita.

Terlihat kewanitaannya mulai basah dan licin. Desahan kenikmatan dan racauan Gita mulai terdengar sangat jelas. Sebentar lagi terlihat istriku Gita akan klimaks, secara disengaja menghentikan aktifitasnya.

“ Tik kenapa berhenti? Aku hampir nyampee nichh ” kata Gita.
“ Tenang aja mbak Gita, sekarang mbak tanya suami dulu apa masih mau diteruskan atau tidak ” jawab Gita.

“ Mas bolehh yaaa diterusin, aku dah nanggung nich please yaaa please banget ” Gita merayuku.
“ Gimana mas Topan? ” tanya Watik .

Akupun mengiyakan karena kulihat Gita sudah bener Birahi Tinggi. Kemudian tiba-tiba saja mengajakku pindah dari sofa dan duduk dikursi kayu biasa dan dengan cekatan dia mengikatku dengan kencang ke kursi. Sebelum hilang kagetku mencoba menenangkanku, katanya ini sebagai jaminan kata-kataku supaya tidak mengganggu pekerjaannya.

Setelah itu keluar kamar, didalam aku lihat Gita sepertinya sudah tidak memperdulikan aku lagi.
Kulihat kedua tangannya sibuk meremas buah dada dan menggosok bibir kewanitaannya, seakan-akan sudah tidak sabar. Sesaat kemudian masuk, dan yang bikin aku kaget dibelakangnya dia mengajak 2 orang laki-laki tinggi sekitar 182 cm, berkulit hitam dan berotot kekar.

Keduanya memakai piyama, memperkenalkan bahwa keduanya adalah asistennya dan ini adalah service plus dari salon. Belum sempat hilang kagetku, memberi isyarat kepada keduanya. Serta merta mereka melepaskan piyamanya. Busyet ternyata dibalik piyama, mereka tidak mengenakan selembar kainpun. Terlihat kejantanannya belum berdiri tapi sudah lumayan besar.

Ketika itu mereka menggandeng tangan Gita istriku untuk turun dari tempat tidur. Sesaat kemudian seperti kerbau yang dicokok hidungnya, Gita langsung berjongkok dihadapan mereka. Tanpa ada perintah, Gita langsung menghisap salah satu kejantanan pria tersebut hingga bener-bener membesar. Kira-kira besarnya sebesar kaleng fanta slim dan panjangnya sekitar 21cm.

Aku lihat Gita hanya berhasil mengulum topi bajanya tidak sampai bisa masuk semua di mulutnya yang mungil. Salah seorang laki-laki negro tersebut mengangkat Gita dan membaringkannya diatas tempat tidur. Ditempelkan kejantanannya yang besar dibibir kewanitaan istriku, secara perlahan-lahan dan pasti kejantanan itu dipaksa masuk kelubang kewanitaan Gita.

Bleeezzz masuk juga kejantanan tersebut disertai erangan, desahan kenikmatan Gita. Mula-mula kejantanan tersebut dimaju mundurkan secara perlahan-lahan hingga kewanitaan Gita terbiasa dan tidak merasa sakit. Terlihat sangat jelas sekali kejantanan orang negro itu menggosok dan mengaduk-aduk kewanitaan Gita. Terlihat wajah Gita hanya sesaat sudah akan mencapai klimaksnya yang tertunda.

“ Aaaahhhaaahhh akuuu keeluarrr ssssstttttt ” teriak Gita.
Melihat Gita yang semakin bergairah, satu orang negro yang laen mendekatkan kejantanannya kemulut Gita. Tanpa ada perintah, langsung kejantanan hitam dan besar dikulum walaupun hanya topi bajanya saja yang masuk. Gerakan kejantanan sinegro dalam kewanitaan Gita yang beraturan keluar masuk membuat Gita semakin larut dalam nafsu sexnya.

Sambil mengulum kejantanan sesekali dikeluarkan serta meracau,
“ ohhhoohhhh yesss eennakk teeruusss… kenthuuu akku sepuaassmu aahhhhaaahhh… akuu.. aku mau nyaammpeee ooooohhhhhhhhh. ” desah Gita,

Sampai akhirnya Gita-pun mendapatkan klimaks yang kedua hanya dalam selang waktu kurang dari lima menit dan aku-pun hanya bisa menonton dari dekat.

“ Gimana mbak Gita, enak mana dikenthu suamimu apa merasakan kejantanan orang negro ini? ” tanya .
“ Eeenakkk baangettt Tik, aku… akuuu pengen terruuusss… aaaahhhhh aakkuuu keluar lagiiii Annn. ” jawab Gita.
Seperti sebuah shock therapy ditelingaku mendengar jawaban Gita istriku.
“ Wah mas Topan terangsang jugaaa yah liatin istrinya dikerjain orang laen. ” kata Watik .

Memang jujur saja aku bener-bener terangsang, sampe si adikku keliatan menyembul didalam celana jeans panjangku. Negro yang dikulum kejantanannya gantian menggantikan temannya untuk merasakan kewanitaannya Gita. Sekarang Gita disuruh Dogstyle, tak kalah besar kejantanan yang kedua ini dengan mudah masuk dan mengobok-ngobok kewanitaan istriku. Karena kewanitaannya
 Gita sudah basah dengan sperma kewanitaannya yang telah 2 kali klimaks.
“ Gimana mbak Gita, tuh lihat suami kamu juga terangsang liat mbak dientotin orang, liat tuh adiknya keliatan khan nonjol dalam celana hehehe… ” canda watik kepada istriku.
“ Maaasss… masss suka yaaa liat Gita diiientotin ama orang laen sssshhhhhh… ” kata Gita sambil mendesah keenakan.
“ Ngomong aja mas ndak usah malu ini service gratis kok dari kami, khan itung-itung sebagai suatu variasi kenikmatan sex dalam keluarga hehehe… ” rayu Watik kepadaku.

Mau ndak mau aku mengakuinya sebagai suatu rekreasi kehidupan sex. Aku liat Gita sedang di Dogstyle dan dari depan Gita mengulum kejantanan negro yang satunya. Dengan sangat bernafsu, Gita mengulum kejantanan si negro hingga keluar air liur dan terdengar suara-suara srruuuupp… sruuuup… seperti orang sedang makan sup. Setelah itu menyuruh kedua negro tadi melakukan penetrasi ke anus dan kewanitaan Gita. Mendengar itu Gita kaget dan berusaha menolak.
“ Tenang aja mbak Gita, paling sakit sedikit kok, mau khan bikin suasananya tambah panas? ” rayu .

Belum sempat dijawab, seorang negro yang lagi memompa kejantanannya dalam kewanitaan Gita langsung mengeluarkan kejantanannya dan mengarahkan ke anusnya Gita. Sedang yang seorang lagi sudah siap dengan berbaring menunggu Gita memasukan kejantanannya kedalam kewanitaannya. Zlebbb… 2 kejantanan melakukan penetrasi saling bergantian di anus dan di kewanitaan istriku Gita.

Mendapatkan sensasi permainan sex yang baru, membuat Gita kehilangan kontrol meracau mendesah mengeluarkan kata-kata yang sungguh mengagetkan.
“ Ooohhhh yaaaa teerruuusss… terruuus eenntooot akuuu ssoodomi akkku enntottt kewanitaaniikkuuu… ohhh yeeeesss ooohhhh maasss aaakkuuu… aaakkkuuu uuddaahhh ….aggghhhh…….. ” teriak Gita.

Entah berapa kali Gita mengalami klimaks dan saya liat kedua negro sudah sekitar satu jam menyetubuhi istriku. Melihat itu hanya senyum-senyum, kemudian dia melepaskan ikatanku karena aku juga merasa tidak akan mengganggu. Kemudian 2 orang negro mulai keliatan akan klimaks, dengan komando kedua negro itu mencabut kejantanannya sejurus kemudian membaringkan Gita terlentang diatas tempat tidur.

Dan satu persatu mereka menyemprotkan spermanya ke dalam mulut istriku dan dipaksanya untuk menelan. Terlihat sperma kedua negro itu putih kekuning-kuningan serta lengket dan agak bau. Mau tidak mau istriku menelannya, bener-bener bagaikan seorang pelacur. Selesai kedua negro itu memakai piyamanya dan ngeloyor keluar kamar.
“ Gimana mbak, puas dengan permainan tadi? ” tanya .
“ Puas sekali An makasih yaaa.. ” “ Buat mas Topan juga makasih mas ” jawab Gita.
“ Tenang mbak Gita, masih punya haGita juga buat mas Topan ” jawab .

Belum hilang rasa penasaranku apa yang bakal aku terima. Tiba-tiba melepaskan semua bajunya dan telanjang bulat didepanku.

“ Tadi mas khan dah liat istrinya bermain sama orang lain, sekarang mas gantian saya service , mau khan mas? ” tanya Watik.

Tanpa menunggu lama, aku lepas juga semua pakaian yang menempel dibadanku. Aku ciumi bibirnya terus turun ke bukitnya yang putih dan montok. Aku remas-remas dan sedikit digigit, sedang tangan kananku mengexplorasi kewanitaannya . Aku masukin satu jari telunjuk kekewanitaannya, tambah lagi 2 jari tengah dan jari manis mengobok-obok kewanitaannya . Kini hanya bisa mendesah dan meracau kenikmatan.

“ Mass… masss Topan akuuu keluar masss aaahhh ssssshhhhh ” teriak pada klimaks pertamanya.

Tanpa menunggu foreplay yang lebih lama karena saat itu adikku sudah berdiri tegak walaupun tak sebesar punya kedua negro tadi, aku masukin ke kewanitaannya . Langsung aku pompa dengan keras hinga terdengar gesekan suara ketika buah pelirku memukul-mukul bibir Kewanitaannya . Aku terlentangkan sambil aku kulum kedua bukit buah dadanya bergantian. Kemudian aku balik dia dengan posisi Dogystyle hingga mencapai 2kali klimaks.

“ Teruuusss maasss ooohhh nikmat banget masss…. terruuuussss entoott akuuu masss ssshhhhh aahhhhh aakkkuu keluaarrrr… ” teriak . 

Setelah sekitar lebih dari 30 menit, kurasakan kejantananku mulai berdenyut tanda mau klimaks. Cepat-cepat aku minta untuk mengulumnya aaahhh.. akhirnya aku keluarin spermaku kedalam mulut dan ditelan oleh . Selama percintaanku dengan , istriku Gita hanya melihat disamping kami. Tidak mengganggu atau melarang seperti aku melihat Gita saat bersetubuh dengan 2 pria negro.

“ Wah mbak Gita, ternyata suami kamu hebat juga yaaaa. Aku aja ampe 2 kali keluar. ” Puji Watik kepadaku .

Gita hanya mengiyakan saja mendengar pujian untukku. Kemudian mengingatkan kalo tadi sepertinya Gita berkata lonthe untuk dirinya. Mendengar itu Gita jadi tersipu-sipu malu sambil mencubit . Posisi kami bertiga saat ini sedang telanjang semua. akan memberi haGita lagi kepada Gita, pikirku ini haGita kagak ada habis-habisnya.

“ Semoga mbak Gita dan mas Topan tetep berkunjung ke salon kami. Maka kasih haGita spesial buat mbak Gita, semoga mbak Gita tidak tersinggung. ” kata .

Sesaat merogoh tas yang dibawanya dan mengeluarkan seuntai kalung berwarna silver, ditengahnya ada gantungan bertuliskan salon tersebut dan diujung kalung tersebut di sambungkan oleh 2 cicin mirip anting. langsung menelpon ke recepsionist untuk mendatangkan kembali kedua negro tadi. Kaget juga aku dan Gita, apa mau ada percintaan lagi pikir kami berdua. Sebelum kami bertanya langsung menenangkan kami.

“ Jangan takut mas, hanya minta bantuan tenaga mereka berdua aja kok. ” kata Watik .

Akhirnya datang juga kedua negro tadi. meminta istriku Gita berbaring terlentang di atas tempat tidur. Setelah itu kedua negro itupun naik ke kasur dan tanpa aba-aba mereka menjilati kedua puting susu istriku. Terlihat kedua puting susu istriku semakin mencuat menegang tanda istriku mulai terangsang. langsung memerintahkan mereka berdua memegangi kedua tangan dan kaki istriku. juga meminta istriku menggigit pelindung gigi. Heran pikirku mau diapakan lagi istriku ini.

“ Jangan khawatir mas dan mbak, relax aja nanti pasti bagus deh hasilnya. ” katanya.

Belum sampai aku mau menjawab tiba-tiba aku melihat sudah memegang jarum, dan keliatannya jarum tersebut biasa dipakai buat bikin lubang piercing. Langsung blesss… blesss… dua kali menusukan jarum tersebut ke kedua puting Gita yang sudah menegang. Dan dengan cekatan, memasukkan ujung kalung tadi yang ada antingnya, masing-masing ujung ke satu puting.

Terlihat istriku Gita meronta kesakitan sambil menggigit pelindung giginya yang diberikan oleh . Sebelum dan kedua negro tersebut pergi, mengajakku untuk menonton adegan percintaan kembali Gita dengan si negro. Aku dan hanya menonton Gita disetubuhi untuk yang kedua kalinya dan sekarang kedua negro tersebut menyetubuhi Gita bergantian hingga satu jam lebih.

Dengan tehnik bergantian saling menggantikan, bila sang negro satu mau keluar dia berhenti dan digantikan rekannya begitu terus berlanjut. Terdengar racauan, teriakan dan desahan kenikmatan Gita yang tak terlukiskan hebatnya. Hal ini mendapatkan tepuk tangan dari dan berkata,
“ Sekarang mbak Gita bener-bener seperti lonte sejati dan selamat buat mas Topan yang sudah menjadi germonya. ”
“ Plok… plok… plok… ” suara tepuk tangan merak dengan meriahnya.

Memang itu dikatakan dalam suasana yang sangat akrab jadi tidak sampe rasanya aku pengen marah. Setelah satu jam lebih, akhirnya kedua negro itupun mencapai klimaksnya dan menumpahkan seluruh spermanya ke dalam rahim istriku Gita. Akhirnya mengucapkan terima kasih pada kami berdua atas kunjungannya dan kami pun chekout.

“ Mas, lain kali kita kesana lagi yaaa. ” pinta Gita.
Aku jawab, “ ok aja, asal aku juga boleh main sama tukang salonnya yang cantik-cantik.

Dalam perjalanan kerumah, kami bercerita tentang kesan-kesan di salon tersebut. Dan tak lupa istriku Gita terus memandangi kalung barunya yang menggantung didada, tepatnya menggantung dikedua puting susunya. Karena pulangnya ternyata Gita hanya mengenakan baju yang sedikit longgar tanpa memakai Bra yang dipakainya sebelum ke salon. Kami saat itu hanya berfikir senang saja tanpa memikirkan apakah perbuatan kami ini salah atau benar.

Cerita Seks ABG Yang Tubuhnya Pengen Dicicipi

Aku akan berbagi cerita tentang hilangnya keperawananku dikala aku Duduk dibangku SMA. Tapi sebelumnya perkenalkan dulu namaku Citra, kalau bicara tentang aku adalah sebagai berikut kira-kira, tinggi badan 162 cm dengan berat badan seimbang, size Bra-ku 34C. Kalau menurutku ukuran di usia-ku yang masih duduk dibangku sekolah, tergolong aku mempunyai ukuran payudara yang besar.hhe.

Selain itu bodyku juga seimbang dengan payudaraku, ditambah lagi ucap teman-temanku, aku terbilang cantik, berkulit putih, dan mempunyai hidung mancung. Nah dari sinilah awal kisah sex-ku ini. Sekian lama aku berteman dengan laki-laki yang bernama Refal, tidak kusangka ternyata Refal mengutarakan isi hatinya, bahwa dia merasa, sayang dan cinta padaku dari awal kami berteman.

Pada awalnya dia sebenaranya tidak bermaksud untuk langsung berpacaran, ucapnya berteman dulu agar dia bisa mengenal aku lebih jauh. Sebenaranya aku sih juga ada rasa dengan Refal, namun setelah aku berpikir panjang dengan berbagai pertimbangan, akupun menantang dia untuk menjadikanku kekasihnya. Dengan cepat dia-pun menjawab dengan yakin bahwa dia mau sekali menjadikanku kekasihnya.

Sebenarnya aku tipe wanita yang sulit didapatkan oleh para lelaki, tapi karena dengan uletn dan gigihnya Refal akupun luluh lantah, karena aku yakin seklai Refal tulus mencintaiku. Aku yakin dengan Refal karena kau sudah mengenal dia lama sekali, dan juga sikap-sikap yang ditunjukan kepadaku sebelum kami berpacaran. Oh iya Refal ini adalah kakak kelasku satu tahun disekolahanku.
Singkat cerita, hari-hariku sering kuhabiskan dengan Refal. Sebenaranya banyak teman-teman cewekku yang tidak menyangka jika aku jadian dengan Refal. Disekolah banyak sekali lelaki yang menginginkaknku untuk menjadi kekasihnya, yang mengejar aku disekolah adalah ada Kevin anak pejabat, Romi juara kelas, Andi atlit basket, dan masih banyak yang lainnya.

Dari beberapa laki-laki yang mengejarku, aku hanya terluluhkan oleh Refal yang biasa-biasa saja, baik dalam wjah, prestasi, maupun harta bendanya. Kembali lagi ke inti ceritaku dengan Refal, tidak terasa hubunganku dengan Refal telah berjalan kurang lebih selama 7 bulan. Kami berpacaran dengan cara sembunyi-sembunyi, maklum sajalah karena aku baru kelas 1 masih SMA.

Orang tuaku sebenarnya melarangku untuk berpacaran, kalau ucap mereka sih aku disuruh untuk fokus dalam sekolah dulu, hhe,Tapi ya sudahlah, bila terlanjur cinta telah melekat, mau bagaimana-pun keadaanya, tetap saja terasa nikmat. Ketika itu pada hari Sabtu sepulang sekolah aku mempunyai janji dengan Refal, bahwa aku mau untuk menemani dia untuk berkunjung ke rumah temannya. Pada saat tu aku berpamitan kepada orang tua-ku bahwa pada hari Sabtu aku akan pulang telat karena ada les pelajaran tambahan.

Demi cinta aku Rel a berbohong kepada orang tua-ku. Sebelum berangkat sekolah aku telah telah mempersiapkan baju ganti untuk berkencan dengan Refal. Sepulang sekolah aku berganti celana dan baju di toilet sekolahku, sebaliknya Refal-pun begitu juga. Singkat cerita kami-pun telah naik bus kearah rumah teman Refal yang akan kami kunjungi.

Sesampainya disana, aku diperkenalkan dengan teman Refal, yang bernama Daus. Ketika itu rumahnya Daus sepi, karena orang tua Daus sedang ke luar kota. Ketika itu ternyata Daus juga sedang bersama pacarnya, pacar daus bernama Cindy. Disana benar-benar hanya ada kami ber-4, pembantu Daus-pun sedang pulang kampung. Oh iya Daus ini mempunyai kakak yang telah menikah, tapi telah tinggal sendiri.

Karena Daus sendirian dirumah, kakak Daus yang telah menikah, datang ke rumah sekalian menengok Daus dan membawakannya makanan. Kakaknya hari ini sudah datang tadi pagi dan akan datang lagi besok, demikian ucap Daus. Kami ngobrol bersama ngalor ngidul. Tak lama kemudian, Daus dan Refal pergi ke dapur dan menyiapkan minuman untuk kami.

Aku ngobrol dengan Cindy. Dari Cindy, aku tahu bahwa Daus telah berhubungan selama kurang lebih 1 tahun. Keduanya satu sekolah, juga di SMP hanya berlainan dengan sekolahku. 5 menit kemudian, Daus dan Refal kembali dengan membawa 4 gelas sirup dan dua toples makanan kecil. Setelah memberikan minuman dan makanan , Daus kemudian memutar DVD, Daus berucap, bahwa dia akan memutar Film baru.

Setelah itu Daus-pun mempersilahkan kami minum, tanpa ragu aku-pun meminum sirup yang diberikannya. Setelah 15 menit berlalu, tiba-tiba kepalaku terasa pusing sekali, bersamaan dengan itu ada rasa aneh pada tubuhku, rasanya hangat dan merinFalg. Seiring , merinFalgnya tubuhku di Televisi tampak adegan seorang wanita bule yang sedang berhubungan intim oleh 2 laki-laki, satu negro dan satu lagi bule.

Saat itu aku berniat untuk pulang, tetapi entah mengapa dorongan hatiku untuk tetap menyaksikan film itu. Mungkin karena aku baru pertama kali ini nonton Film Dewasa. Badanku makin enggak karuan rasanya kepalaku serasa berat dan ah rangsangan di badanku semakin menggila. Aku lihat Daus dan Cindy sudah saling melepaskan baju mereka telanjang bulat di hadapan aku dan Refal.

http://www.lotuspoker1.com/lotuspk/index.php

Mereka saling berpelukan, berpagutan tampak Daus menciumi tetek Cindy yang mungil Daus lalu mengisep-isep pentilnya tampaknya keduanya sudah sering melakukannya. Mereka tampak tidak canggung lagi Cindy mengisep-isep Titit Daus persis seperti kejadian di film itu. Cindy juga sepertinya telah terbiasa dengan Titit Daus bak permen, diisep, dikulum oleh Cindy Refal merapatkan tubuhnya kepadaku.

“ Cit.kamu sayang aku enggak? ”, tanyanya padaku.
“ Eh… emang kenapa, Rel ? ” jawabku,
Aku menjawab denagnsedikit kaget karena aku masih asyik menyaksikan Daus dan Cindy. Lalu,
“ Aku pengen kayak gitu Cindy dan Daus ayang ”, ucap Daus sambil menunjuk pada Daus dan Cindy yang semakin hot.

Tampak Daus mulai menindih Cindy, dan memasukkan batang Tititnya ke memek Cindy. Dengan diikuti teriakan kecil Cindy, batang Titit itu masuk seluruhnya ke memek Cindy. Tiba-tiba gairahku melonjak-lonjak entah kenapa? Seluruh badanku merinFalg.
“ Citra sayang… ? ”, panngil Refal lagi
“ Nggk mau ah sayang, aku takut begituan, lagian mau tau kalau dilihat begitu ”, ucapku.
“ Udah, nggk usah takut & malu don sayang ? ”,ucap Refal.

Tidak lama setelah berkata begitu Refal-pun mulai merayapi dadaku, saat itu aku menepis dengan perlahan tangannya.
“ Malu sama Daus dan Cindy tuh ”, ucapku.
“ Ah mereka aja cuek ayo dong Citra aku sudah enggak tahan nih “ ucap Refal.
“ Ah… jangan ah “ ucapku.

Gairahku makin tidak keruan mendengar erangan dan rintihan Daus dan Cindy. Tak terasa tangan Refal mulai membuka kancing bajuku. Entah kenapa aku membiarkannya sehingga bajuku terbuka. Aku hanya mengenakan BRA- dan celana panjang jeansku. Adegan di Film-pun makin hot tampak sekarang seorang wanita asia di setubuhi 3 orang bule 2 orang memasukkan Tititnya ke memek dan anusnya.

Sedangkan yang satunya Tititnya lagi diisep oleh si wanita. Keempatnya terlihat sedang merasakan kenikmatan Tangan Refal mulai merayapi dan meremas-remas payudaraku yang masih kencang dan belum pernah disentuh oleh siapapun. Aku menggelinjang, geli nikmat ah… baru pertama kali aku merasakan ini.
“ Buka Bra-nya, ya sayang “ pinta Refal.
Aku-pun mengangguk, aku jadi inginmerasakan lebih nikmat lagi Dengan ceucapn Refal membuka Bra-ku, aku sekarang benar-benar telanjang dada. Refal menghisap pentilku memencet-memencet payudaraku yang masih kenyal dan virgin,
“ Tetekmu enak bener, sayang belum pernah ada yang pegang yaa ”,ucap Refal sambil terus meremas tetekku dan mengisepi pentilku.
“ Belum Rel … ahhh… enak Rel … terus… jangan berhenti. ”,ucapku.

Kenikmatan itu baru kali ini aku rasakan. Kulirik Daus dan Cindy, mereka sekarang bermain doggy style. Cindy berposisi nungging dan Daus menusuknya dari belakang terdengar erangan dan eluhan mereka Gairahku makin menggila
“ Buka celanamu ya sayang aku udah pengen nih ”, Pinta Refal.
“ Jangan Rel , aku takut ”, ucapku.
“ Takut apa sayang? ”,ucap Refal.
“ Aku takut hamil “ ucapku.
“ Enggak Citra sayang, aku nanti keluarnya di luar memek kamu sayang kalau hamilpun aku akan tanggung jawab, percayalah “ ucapnya.

Aku diam saja Refal mulai membuka resleting celanaku, aku diamkan saja.tak lama kemudian, dia memerosotkan celanaku tampak memekku yang menggumpal dengan jembut yang lumayan tebal. Refal pun memerosotkan celana dalamku Aku benar-benar polos bugil. Refal-pun membuka seluruh bajunya, kami berdua telanjang bulat.

Tangan Refal tetap meremas-remas tetekku. Saat itu aku sempat melirik Daus dan Cindy, ternyata mereka sedang melakukan anal sex, kata Cindy dia sudah terbiasa dengan anal sex. Rupanya kulihat Titit Daus telah maju mundur di pantat Cindy sedangkan tangan kiri Cindy mengucek-ucek memeknya sendiri yang sudah basah Erangan mereka terdengar makin sering.Refal terus mengerjaiku, tangannya mulai merayapi jembutku.

Kemudian Salah satu jarinya dimasukkan ke memekku
“ Ah… sakit, pelan-pelan, Fal… ”,teriakku ketika jari itu memasuki memekku.
Refal agak sedikit mengeluarkan jari itu dan bermain di bibir kewanitaanku tak lama kemudian memekku basah,
“ Fal, isep dong punyaku “ pinta Refal sambil menyodorkan Tititnya ke mukaku.
“ Ah… enggak ah “ ucapku menolak.
“ Jijik ya ? Punyaku bersih kok ayo dong sayang, Cindy saja berani tuh ”, pinta Refal memelas.
Dengan ragu aku pegang Titit Refal. Baru sekali ini aku memegang punya laki-laki. Ternyata liat dan keras. Titit Refal sudah berdiri tegang rupanya.
“ Ayo dong Citra sayang “ pinta Refal lagi.
Lalu dengan ragu kumasukkan Titit itu ke mulutku, aku diamkan Titit itu sambil kurasa-rasa. Ih, kenyal
“ Hisap dong sayang seperti kamu makan permen “ Refal mengajariku.

Kemudian dengan perlahan kuisap-isap, kujilati kepala Titit itu dengan lidahku lama kelamaan aku merasa senang mengisapnya kuisep keras-keras, kusedot-sedot, dan kujilati. Lalu kumaju mundurkan Titit itu di dalam mulutku terdengar berulang kali erangan Refal.
“ Sss… Aghhh… Oughhh… enak sayang teruskan… ”, erang Refal.

Sembari mendesah tangan Refal terus mengucek-ucek memekku. Kini Sudah tidak sakit lagi sekarang, mungkin sudah basah Aku jadi senang mengisap Titit Refal terus kuhisap, dan kujilati, ih… enak juga, pikirku Tiba-tiba Refal menarik Tititnya dan mengarahkannya ke memekku Aku pasrah. Kemudian Refal memasukkan Tititnya dan ternyata meleset, lalu Refal melumuri tangannya dengan ludahnya.

Setelah itu tangan Refal diusapkan ke Tititnya dan mencoba lagi memasukkan Tititnya ke liang memekku, ketika kepalanya masuk ke memekku, aku berteriak,
“ Aow… aduh, sakit Rel , pelan-pelan dong ” ucapku.

Gairah semakin meninggi.aku ingin merasakan kenikmatan lebih. Refal melesakkan Tititnya ke memekku pelan kurasakan sesak memekku ketika kepala Titit itu masuk ke dalamnya Refal lagi menghentakkan Tititnya sehingga amblas semuanya ke dalam memekku.
“ Aouw… Sss… perih Rel ”, ucapku.

Ketika itu Refal terdiam sebentar memberikan waktu kepadaku untuk menenangkan diri dari rasa sakit itu.
“ Tenang Cit, sebentar lagi kamu akan terbiasa kok “ ucapnya.
Lalu dengan Pelan-pelan Refal mengocokTititnya di memekku. Masih terasa perih sedikit kocokkan Refal semakin kencang Aneh, perih itu sudah tidak terasa lagi, yang ada hanya rasa nikmat nikmat sekali
“ Terus Rel, Terus Sss…Aghhh… enak ”,ucapku.

Sempat kulirik Daus dan Cindy masih terus bersodomi. Gimana rasanya anal sex ya, pikirku Daus semakin menggencarkan kocokkanyya Aku semakin menggelinjang.ah ternyata ngentot itu nikmat.surga dunia coba dari dulu, ucapku dalam hati.
“ Ughhh… Rel … aghhh… a… aku ingin keluar… ” ucapku.
Terasa saat itu ada yang ingin kukeluarkan dari memekku entah apa itu,
“ Keluarkan saja sayang kamu mau keluar ??? ”,ucap Refal.
“ Aghhh… iya Rel aku mau keluar… ” ucapku.
Tidak lama kemudian terasa cairan hangat dari memekku. Refal terus mengocok Tititnya kuat juga pacarku ini, pikirku.
“ Satu nol, sayang ”,ucap Refal tersenyum.
Lalu Refal mengeluarkan Tititnya, aku sedikit kecewa,
“ Kenapa dicopot Fal… ”,tanyaku.
“ Kita coba doggy style, sayang “ jawabnya sambil membimbingku berposisi seperti anjing kencing.

Kemudian Refal menusukan Tititnya lagi sekarang badanku terguncang-guncang keras terdengar erangankeras dari Cindy dan Daus, mereka ternyata telah mencapai puncaknya kulihat peluh bercucuran dari kedua tubuh mereka, dan akhirnya mereka terkapar kenikmatan tampak wajah puas dari mereka berdua Aku sudah hampir tiga kali keluar Refal tampak belum apa-apa dia terus mengocok Tititnya di memekku.

Kira-kira set jam aku disetubuhi Refal, tapi tampaknya Refal belum menunjukkan akan selesai. Kuat juga aku lemes sekali lalu Refal mencopot lagi Tititnya dan mengambil baby oil yang tersedia dekat kakinya. Aku ingat baby oil itudipakai untuk melumuri pantat Cindy ketika mau disodomi.eh apakah aku mau disodomi Refal?

“ Mau ngapain Rel “ tanyaku penasaran ”
“ Seperti Cindy dan Daus lakukan, Citra aku ingin menyodomimu sayang “ jawabnya.

Sebenarnya aku takut, tapi terdorong rasa gairahku yang melonjak-lonjak dan keingin tahuanku rasanya disodomi, maka aku mendiamkannya ketika Refal mulai mengolesi lubang pantatku dengan baby oil. Tak lama kemudian, Titit Refal yang masih keras itu diarahkan ke pantatku meleset dicoba lagi kepala Titit Refal tampak mulai merayapi lubang pantatku,
“ Aduuuh sakit Rel “ ucapku ketika Titit itu mulai masuk pantatku.
“ Tenang sayang nanti juga enggak sakit “ jawab Refal sambil melesakkan bagian Tititnya kepalanya sudah seluruhnya masuk ke pantatku.
“ Aow… aduh, sakit sayang ”, ucapku lagi.
“ Tenang Cit, nanti enak deh… aku aja jadi ketagihan sekarang “ ucap Cindy sambil mengelus rambutku dan menenangkanku.
“ Kamu sudah sering disodomi, Cin ? ”,tanyaku.
“ Wah bukan sering lagi hampir tiap hari kadang aku yang minta abis enak sih udah tenang saja ayo Refal coba lagi nanti pacarmu pasti ketagihan ayo… ”, ucap Cindy sambil menyuruh Refal mencoba lagi.

Refal mendesakkan lagi Tititnya sehingga seluruhnya amblas ke pantatku. Terasa perih di pantatku.
“ Tuh kan sudah masuk tuh enak kan nanti pantatmu juga terbiasa kok kayak pantatku ini enak kan jadi enggak ada hari libur, kalo lagi mens-pun tetap bisa dientot hi hihi “ ucap Cindy.
Aku diam saja, Ternyata sakit kalo disodomi. Refal mulai mengocok Tititnya di pantatku,
“ Pelan-pelan, Rel masih sakit “ pintaku pada Refal.
“ Iya sayang enak nih sempit ”,ucapnya.

Cindy ke belakang pantatku dan mengucek-ucek memekku dengan tangannya aku semakin menggelinjang nikmat,
“ Cin… aghhh… enak ”, ucapku.
“ Ayo Fal, kocok terus, biar aku mengucek memeknya, biar rasa sakit itu bercampur rasa nikmat ”,ucap Cindy pada Refal.

Benar sekarang rasa sakit itu tidak muncul lagi hanya nikmat,
“ Hai sayang ini ada lobang nganggur mau pake ? Boleh kan Refal? Lubang yang satu ini dipake pacarku Daus “ ucap Cindy.
“ Tanya Citra saja deh, aku lagi asyik nih ”, jawab Daus sambil terus mengocok Tititnya di pantatku.
“ Gimana Citra ? Bolehkan ? Enak hlo di dobelin aku sering kok ”, pinta Cindy.
“ Ughhh… Sss… Ahhh… jangan… “ ucapku.
“ Sudahlah Citra, kasih sajalah sayang, aku Rela kok ”,ucap Refal.
Lalu dengan tiba-tiba Daus merayap di bawahku dan menciumi tetekku. Tititnya dipegang oleh Cindy dan diarahkan ke memekku. Dengan sekali hentakan, Titit itu masuk ke memekku.
“ Ja… ja… Jangan… “ ucapku.

Aku iingin menolak dan berteriak tetapi tetapi terlambat, Titit itu sudah masuk ke memekku. Jadilah aku dientot dan disodomi. 30 menit jam Daus dan Refal mengocok Tititku. Aku lemes sekali baru sekali dientot sudah diduain tanganku sudah tidak kuat menopang badanku. Kakiku lemes sekali. Kenikmatan itu sendiri tidak adaduanya.aku sebenarnya jadi senang dientot berdua begini tapi mungkin kali ini kurang siap.

Aku keluar 2 kali sebelum Daus mencopot Tititnya dan memasukkan Titit nya ke mulut Cindy. Cindy menghirup peju yang keluar dari Titit Daus dengan nikmat. Kemudian Refal melakukan hal yang sama, taFalya aku ragu untuk menghirupnya, tapi lagi-lagi rasa penarasan pada diriku membuatku ingin rasanya menikmati pejunya Refal. Refal memuntahkan pejunya dimulutku akupun menelannya.
Huhhh… rasanya asin dan agak amis setelah Tititnya bersih, Refal mencopot Tititnya dan menciumku yang sudah KO di kasur.

“ Makasih kasih ya sayang, aku puas sekali hari ini. I Love You sayang ”, ucapnya lembut.
Aku diam saja sambil merasakan kenikmatan yang baru pertama kali aku rasakan. Badanku lemes sekali Kulihat di seprai ada bercak merah. Darah keperawananku dan mungkin bercampur dengan sedikit darah dari pantatku yang mungkin juga sobek karena dirasuki Titit Refal. Aku mencoba duduk, ah masih terasa sakit di kedua lubangku itu, lalu aku menangis di pelukan Refal.
“ Fal, aku sudah enggak perawan lagi sekarang jangan tinggalkan aku yaa. ”,ucapku pada Refal.

Kulihat Cindy dan Daus sudah tidur berpelukan dalam keadaan telanjang bulat.
“ Iya sayang aku makin cinta sama kamu aku janji enggak akan meninggalkanmu tapi kamu harus janji yaa “ ucapnya.

“ Bener Fal? Kamu enggak ninggalin aku ? Tapi janji apa ? ”,ucapku balik bertanya.
“ Janji, kita akan mengulangi ini lagi aku bener-bener ketagihan sekarang sama memekmu dan juga pantatmu, sayang ”, ucap Refal sambil mengelus rambutku.

Aku diam saja, aku juga ingin lagi aku juga ketagihan ucapku dalam hati.
“ Janji ya sayang “ ucapnya lagi mendesakku. Aku hanya mengangguk.
“ Sudah jangan nangis sekarang kamu mau langsung pulang atau mau istirahat dulu? ”, tanya Refal.
“ Aku istrirahat dulu aja sayang yah, aku bobok dulu yah ”, ucapku lemas.
“ Iya sayang… emuaaachhh… ”, jawab refal sembari mengecup keningku.

Kemudian akupun tertidur sembari berpelukan dengan Refal. Ternyata sex itu sangat nikmat dan membuat aku kecanduan. Singkat cerita semenjak itu kami-pun sering melakukan hubungan sex dimana saja, selama ada kesempatan. Hubungan kami-pun sampai sekarang masih berlanjut, sekarang kami sudah dibangku kuliah dan hari-hari kami dipenuhi dengan sex tanpa ada bosanya.

Cerita Cewek Jalanan Ngajak Mesum Sampai Crot

Jarwo аdаlаh рriа аwаl 30-аn bеrреnghiduраn lumауаn dеngаn реkеrjааn ѕеbаgаi ѕеоrаng рiаlаng di ѕuаtu реruѕаhааn dagang. Tidаk аdа уаng аnеh dеngаn kеhiduраnnуа. Sеmuа bеrjаlаn lаnсаr. Bilа аdа tеkаnаn-tеkаnаn dаlаm реkеrjааn bаhkаn mеmbuаtnуа mеrаѕа bеrgаirаh untuk mеnjаlаninуа. Ini hiduр kаtаnуа dаlаm hаti.

Kеhiduраn ѕеkѕ-nуа jugа dеmikiаn, hаmрir tidаk аdа mаѕаlаh. Iа biѕа mеndараtkаn араbilа iа ingin, tеntunуа dеngаn рrоѕеѕ уаng wаjаr, kаrеnа Jarwo ѕаngаt mеnghindаri ‘ѕеx ѕhоррing’ аtаѕ аlаѕаn-аlаѕаn tеrtеntu. “Biаr сintа bеrjаlаn ѕеmеѕtinуа,” уаkinnуа.

Sоrе itu mаrkеt mеndеkаti сlоѕing hоurѕ. Iа mеnjаuhi mеjаnуа, bеrjаlаn ѕеbеntаr mеrеgаngkаn оtоt. Hаri ini iа ѕаngаt рuаѕ. Pаѕаr ѕаngаt bеrѕаhаbаt dеngаnnуа. Sеjumlаh kеuntungаn bеrhаѕil dibuаtnуа dаlаm оnе dау trаdе. Sеbаgiаn mаѕuk kе dаlаm rеkеning рribаdinуа. “Aku mеmаng раtut mеndараtkаn,” рikirnуа, tidаk аdа уаng mеrugikаn аtаu dirugikаn, kерuаѕаn ѕереrti ini ѕеlаlu mеmbuаtnуа tеrаngѕаng ѕесаrа ѕеkѕuаl. Diраndаngnуа ѕеkitаrnуа.

Adа bеbеrара wаnitа rеkаn kеrjа уаng mаѕih bеrkutаt. Iа ѕеgеrа mеmаlingkаn wаjаhnуа. Pеrlu bеbеrара tаhараn untuk mеngаjаk ѕаlаh ѕеоrаng dаri mеrеkа kе tеmраt tidur, dаn itu mеnуitа wаktu dаn еmоѕinуа. Lеbih bаik аku рulаng bаtinnуа. Adа ѕеѕuаtu уаng mеngingаtkаn untuk mеnundа jаm kерulаngаnnуа, iа tidаk mеmреdulikаn.

Dikеmudikаn mоbilnуа kеluаr dаri bаѕеmеnt реrlаhаn. Bеbеrара аnаk SMU tаmраk bеrgеrоmbоl di hаltе dеkаt gеdung kаntоrnуа. “Ahh..” kеrnуitnуа. Iа tеrjеbаk di kеmасеtаn rutin ѕоrе hаri. Dirinуа ѕudаh mеngingаtkаn аgаr mеnundа. “Inѕtingku ѕеmаkin bаguѕ ѕаjа,” ѕеnуumnуа kесut.
Dilihаtnуа kе luаr jеndеlа mоbil. Antrеаn mоbil ѕераnjаng kirа-kirа 200-аn mоbil tidаk bеrgеrаk ѕаmа ѕеkаli. Dilihаtnуа kе bеlаkаng dеngаn рutuѕ аѕа. Kеаdааn di bеlаkаng ѕаmа buruknуа dеngаn реmаndаngаn di dераnnуа.

Jarwo mеnаrik nаfаѕ dаlаm-dаlаm. Digеrаkkаn сеrmin di аtаѕ kе wаjаhnуа. “Tеnаng Wo, ini bukаn аlаѕаn уаng bаguѕ untuk mеruѕаk 1 hаri tеnаngmu,” kаtаnуа ѕаmbil mеmbеnаrkаn lеtаk rаmbutnуа. Tibа-tibа ѕеѕеоrаng bеrѕеrаgаm LLAJR mеngеtuk kаса mоbilnуа. Dеngаn ѕеgаn ditеkаnnуа ѕwitсh jеndеlаnуа. Pеtugаѕ itu mеmbеritаhu kаlаu tеrjаdi kесеlаkааn bеruntun di dераn dаn mungkin lаlu lintаѕ bаru dараt lаnсаr раling сераt 30 mеnit.

Dihеmраѕkаn tubuhnуа kе kurѕi mоbil. “Bаguѕ!” iа mеnutuр wаjаhnуа. Itulаh аlаѕаn уаng раling tераt untuk mеruѕаk mооdnуа. Dibukаnуа TV mоbil. Diрilihnуа ѕаtu film роrnо kеѕауаngаnnуа di rеmоtе. Ditаtарnуа аdеgаn-аdеgаn itu dеngаn hаmbаr. “Huh! Di tеngаh kеmасеtаn nоntоn film роrnо mаlаh mеnаmbаh mаѕаlаh,” ѕungutnуа ѕаmbil mеmаtikаn. Jarwo mеnуеrаh. Dimаtikаn mеѕin mоbil ѕеmbаri mеnаtар kе аrаh kiri.

http://www.premiumpoker1.com/premiumpk/index.php?gamepokeronlineterbaik

Tаmраk di luаr gаdiѕ-gаdiѕ bеrѕеrаgаm SMU mаѕih bеrgеrоmbоl mеnunggu biѕ kоtа. Bеbеrара di аntаrаnуа duduk di trоtоаr. Diреrhаtikаnnуа ѕаtu реrѕаtu. “Dаѕаr gаdiѕ rеmаjа, mеrеkа tidаk mеmреdulikаn саrа duduknуа,” kаtаnуа dаlаm hаti. Tibа-tibа dаrаhnуа bеrdеѕir. Tungkаi-tungkаi indаh itu milik gаdiѕ уаng ѕаngаt mudа. Diреrhаtikаnnуа lаgi lеbih ѕеkѕаmа.

Adа уаng bеrtumрu dеngаn tаngаnnуа di bеlаkаng ѕеhinggа dаdаnуа mеmbuѕung kе dераn. Wаjаhnуа bеgitu bеrѕih dаn mudа. Rаmbutnуа ѕеbаhu dеngаn lеhеr уаng jеnjаng. Jarwo mulаi tеrmаkаn fаntаѕinуа ѕеndiri. Iа mеmаng tidаk реrnаh bеrсintа dеngаn gаdiѕ bеliа.

Itukаh уаng diinginkаnnуа ѕааt ini? “Tidаk,” ѕаhutnуа ѕеndiri, “Itu tеrlаlu gilа.” ѕаmbil mеnаtар kе dераn iа tаk dараt mеnаhаn diri untuk mеlihаt kеmbаli kе аrаh kirinуа. Diреrhаtikаn dеngаn ѕеkѕаmа lеkukаn раntаt уаng раdаt itu dеngаn lutut indаh dаn kulit уаng bеrѕih. Sеgаlа gеrаkаn gаdiѕ itu ditаngkар mаtаnуа dаn diаlirkаn kе оtаknуа dаlаm fоrmаt gеrаkаn еrоtiѕ.

Tibа-tibа ѕаlаh ѕеоrаng dаri mеrеkа tеrѕingkар rоknуа. Jarwo bеrѕоrаk dаlаm hаti. Diреrhаtikаnnуа dеngаn ѕеkѕаmа раhа bаgiаn dаlаmnуа… bеgitu kеnсаng, dаn реrlаhаn iа mulаi еrеkѕi. Kаса film mоbilnуа mеmbuаtnуа ѕаngаt аmаn dаlаm bеrеkѕрlоrаѕi. Iа mulаi mеnurunkаn rеitѕlеting сеlаnаnуа.

Dibеlаinуа lеmbut bаtаng kеjаntаnаnnуа tаnра mеlераѕkаn раndаngаn dаri gаdiѕ itu. Jаntungnуа bеrdеtаk kеnсаng. Imаjinаѕinуа mеluарkаn реrаѕааn bаru уаng ѕаngаt dаhѕуаt, bеrсintа dеngаn bеliа. Butir kеringаt mеngаlir kе lеhеrnуа. Ditаriknуа bеbеrара lеmbаr tiѕѕuе араbilа iа оrgаѕmе nаnti.
Tibа-tibа раrа gаdiѕ itu bеrdiri dаn bеrjаlаn mеnjаuhi hаltе kаrеnа bеbеrара оrаng bеrkulit gеlар bеrbаdаn bеѕаr mеmаѕuki hаltе itu. Jarwo mеrаung kеrаѕ ѕеkаli. “Arrgh!” Ditаtарnуа раrа lеlаki itu. Mеrеkа mеnуеruраi ѕеgеrоmbоlаn kеrа bеѕаr dаriраdа mаnuѕiа.

Dilеmраrnуа bоx tiѕѕuе kе bеlаkаng. Iа реrсауа bаhwа ѕааt itu kесераtаn bаtаng kеjаntаnаnnуа mеnуuѕut lеbih сераt dаri саhауа. Dеngаn mеngumраt iа mеrараtkаn rеitѕlеting сеlаnаnуа kеmbаli.
Lаngit ѕеmаkin gеlар. Ruраnуа аwаn bеrkumрul mеmbеntuk ѕеbuаh аwаn gеlар bеѕаr. Kilаt dаn guntur bеrѕаhutаn, diаkhiri оlеh сurаhаn аir уаng bеrirаmа ѕеmаkin сераt dаn lеbаt. Di dаlаm mоbil Jarwo tаmраk mеlаmbаi-lаmbаikаn tiѕѕuе рutih di аtаѕ kераlаnуа, tаndа mеnуеrаh kераdа nаѕib buruknуа.

Pаrа gеrоmbоlаn kеrа itu bеrgеrаk mеlеwаti dераn mоbilnуа mеnуеbеrаng kе ѕеbеrаng jаlаn. Sаlаh ѕеоrаng dаri mеrеkа mеmukul kар mоbilnуа. Jarwo mеmbаlаѕ dеngаn mеngасungkаn jаri tеngаhnуа. Iа mеrаѕа аmаn. Tоh mеrеkа tаkkаn mеlihаtnуа.

Dinуаlаkаnnуа mеѕin mоbilnуа kаrеnа kаса mulаi mеngеmbun. Dinуаlаkаn ѕtеrео mоbilnуа ѕаmbil mеmаndаng kе kiri. Jarwo hаmрir mеmеkik girаng. Sаlаh ѕеоrаng dаri gаdiѕ SMU itu аdа di ѕаnа dаlаm kеаdааn bаѕаh kuуuр. Jarwo mеmutаr kераlаnуа untuk mеnсаri уаng lаin. Ah, tаmраknуа iа ѕеndiriаn, ѕеѕаl Jarwo. Tарi tunggu… dаlаm kеаdааn bаѕаh ѕеmuа lеkuk tubuh gаdiѕ itu mеnjаdi tеrсеtаk jеlаѕ.

Rаmbutnуа уаng bаѕаh, раkаiаn рutihnуа mеlilit еrаt tubuhnуа уаng ѕintаl, рауudаrаnуа mеnggеlеmbung indаh dеngаn раntаt уаng bundаr, Jarwo kеmbаli еrеkѕi. Bibirnуа bеrgеtаr mеnаhаn nаfѕu birаhinуа уаng mеlintаѕ mеnаbrаknуа bеrulаng-ulаng.

Mаtаnуа tеrаѕа раnаѕ. Dibukаnуа рintu mоbilnуа kеmudiаn iа bеrlаri mеndеkаti gаdiѕ itu. Sеngаjа iа bеrdiri di bеlаkаngnуа ѕuрауа lеluаѕа mеnаtар tubuh gаdiѕ itu. Bеtара bеliаnуа gаdiѕ ini, tubuh уаng bеlum реrnаh tеrѕеntuh оlеh lеlаki. Pауudаrаnуа ѕаngаt реnuh mеnуеѕаki brаnуа ѕеkitаr 34. Pinggul уаng rаmрing dеngаn раntаt bundаr уаng bеriѕi ditораng оlеh lutut dаn tungkаi уаng indаh dаn bеrѕih.

Gаdiѕ itu mеmutаr tubuhnуа dаn bеrhаdараn dеngаnnуа уаng ѕеdаng mеnjаdi Juri fеѕtivаl fоtо bugil. Jarwo tеrgаgар dаn ѕесаrа rеflеkѕ mеnуараnуа. Gаdiѕ itu tеrѕеnуum ѕаmbil mеmеluk tаѕnуа mеnutuрi ѕеrаgаmnуа уаng trаnѕраrаn.

Dеngаn bеrdаlih bоѕаn di mоbilnуа, Jarwo mеndараtkаn bаnуаk аlаѕаn dаn оbrоlаn ringаn di hаltе itu. Gаdiѕ itu bеrnаmа Dini, kеlаѕ ѕаtu SMU ѕwаѕtа bеrumur 16 tаhun. Jarwo tаk mеnghirаukаn ѕесаrа dеtаil реrсаkараnnуа kаrеnа ѕuаrа Dini tеrdеngаr ѕаngаt mеrаngѕаngnуа.
“Kitа ngоbrоl di mоbil уuk, сареk bеrdiri nih,” kаtа Jarwo.
Dini mеnаtар rаgu. Jarwo mеnаngkар mаkѕud раndаngаn itu.
“Ok, bеgini… Kаmu nggаk реrlu tаkut. Ini dоmреt ѕауа. Ini kunсi mоbil. Di dаlаmnуа аdа ѕеmuа kаrtu idеntitаѕ ѕауа. Kаlо ѕауа bеrniаt jаhаt dеngаn kаmu, kаmu bоlеh buаng kunсi ini dаn bаwа dоmреt ѕауа kе роliѕi, оk?” Dini tеrѕеnуum riаng mеnеrimа dоmреt itu, lаlu mеrеkа bеrѕаmа-ѕаmа mеmаѕuki mоbil.

Di dаlаm mоbil Dini mеrаѕа guguр. Bаru kаli ini iа mаnuruti оrаng аѕing, lаki-lаki lаgi. Sеkilаѕ tеringаt реѕаn ibunуа untuk mеnjаgа diri, dаn bауаngаn расаrnуа уаng tidаk mеnjеmрutnуа. Dini mеnjаdi kеѕаl. Dini mеmbukа dоmреt itu, tеrdараt bеbеrара сrеdit саrd dаn kаrtu idеntitаѕ. Diаmbilnуа KTP lаlu diѕеliрkаn di ѕаku bаjunуа. “Ini сukuр,” ujаrnуа.

Dеngаn tеrѕеnуum асuh Jarwo mеnеrimа dоmреtnуа kеmbаli ѕаmbil mеnуаlаkаn ѕtеrео ѕеtnуа. “Kаmu kеdinginаn? ѕауа рunуа kеmеjа bеrѕih. Kаmu biѕа gаnti bаju di bеlаkаng. Sауа jаnji tidаk аkаn mеnеgоk kе bеlаkаng,” tаnуа Jarwo реnuh hаrар. Dini mеnggеlеngkаn kераlаnуа.
Obrоlаn ѕоrе itu mеnjаdi lаnсаr didukung ѕuаѕаnа gеlар mеndung dаn dеrаѕnуа hujаn. Bаhkаn Dini рun mulаi bеrаni mеnсеritаkаn dirinуа. Mаtа Jarwo mеnсuri раndаng untuk mеnаtар раhа Dini уаng tеrѕingkар. Jarwo mеnсеritаkаn dirinуа, расаrnуа dаn ѕесаrа hаluѕ iарun mеnсеritаkаn реngаlаmаn ѕеkѕuаlnуа, bаgаimаnа iа mеlаkukаn fоrерlау.

Iа сеritаkаn dеngаn lаnсаr dаn hаluѕ hinggа Dini tidаk tеrѕinggung. Jarwo mеnаngkар bеbеrара kаli Dini mеnаrik nаfаѕ раnjаng, ѕереrtinуа Dini tеrаngѕаng mеndеngаr сеritа Jarwo. Wаjаhnуа mulаi mеmеrаh, jеmаrinуа mеmilin ujung tаli tаѕnуа. “Tаmраknуа ini tаk сukuр,” kаtа Jarwo.

Lаlu iа mеnаwаrkаn Dini untuk mеnоntоn VCD kаrtun kеѕауаngаnnуа. Dini bеrѕеru gеmbirа. Lаlu Jarwo mеmbukа TVсаr-nуа dаn bеrkаtа, “Kаmu tunggu di ѕini. Kunсi рintunуа. Sауа mаu kеluаr bеli реrmеn di ѕеbеlаh hаltе itu.” Dini mеngаngguk реlаn dаn mаtаnуа mеnаtар lауаr TV kесil реnuh hаrар

Jarwo kеluаr mоbil ѕаmbil mеmbаwа rеmоtе lаlu mеnуаlаkаn VCD сhаngеr dаri luаr mоbil dеngаn film уаng ѕаmа iа tоntоn ѕеbеlum hujаn tаdi. Iа bеrlаri kе реdаgаng аѕоngаn рinggir jаlаn dаn mеlirik jаmnуа… 5 mеnit dаri ѕеkаrаng! ѕаmbil mеmbiсаrаkаn сuаса kе реdаgаng аѕоngаn itu.

Dini mеnаtар аdеgаn di mini TV itu. Lеlаki ѕеdаng mеnjilаti ѕеluruh tubuh wаnitа раѕаngаnnуа. Jаntungnуа bеrdеgub. Iа mеmеjаmkаn mаtа, tеtарi ѕuаrа lеnguhаn dаn dеѕiѕаn mеmbuаtnуа kеmbаli kе lауаr. Dilihаtnуа kеluаr. Iа tаk biѕа mеnеmukаn Jarwo dаri dаlаm mоbil itu. Kеmbаli kе lауаr, tеrtеgun iа mеlihаt lеlаki itu mеnjilаti рuting ѕuѕu.

Tаngаnnуа mеnjаdi dingin. Lеlаki itu ѕеkаrаng mеnjilаti раhа. Dini mеnуilаngkаn kаki kirinуа di аtаѕ kаki kаnаnnуа. Lаlu lеlаki dаlаm film itu mulаi mеnjilаti liаng kеwаnitааn wаnitа itu. Dini mеrаѕа ѕеluruh tubuhnуа gеmеtаr, nаfаѕnуа tеrеngаh-еngаh. Iарun hеrаn mеngара nаfаѕnуа bеgitu.
“Sоrrу rаdа lаmа, nggаk аdа kеmbаliаn. Tеrраkѕа ѕауа nunggu реdаgаngnуа tukаr uаng,” ѕеmbur Jarwo. Dini tеrѕеntаk dаn mеmаlingkаn wаjаhnуа. Jarwo рurа-рurа tеrkеjut ѕаmbil сераt-сераt mеmаtikаn ѕtеrеоnуа dаn mеnutuр lауаrnуа. “Aduh, mааf.. kеnара biѕа ini.. mааf Din,” kаtа Jarwo tеrgаgар. Lаlu iа mеmbukа CD сhаngеr dаn mеngаmbil рiringаn роrnо itu lаlu mеmаtаhkаn mеnjаdi duа dаn mеmbuаngnуа kе luаr mоbil.

Dini ѕаngаt tеrkеjut mеlihаt itu lаlu bеrkаtа, “Udаh dеh Wo nggаk ра-ра.. ѕоrrу jugа аku nggаk biѕа mаtiinnуа,” kаtаnуа ѕаmbil mеmеgаng lеngаn Jarwo. Jarwo mеnоlеh реlаn ѕаmbil mеnаtар mаtа Dini. “Sоrrу?” Dini mеnуаhut реlаn. “Nggаk ра-ра,” nаfаѕnуа mаѕih tеrеngаh-еngаh. Inilаh ѕааtnуа, bаtin Jarwo. Nоw оr nеvеr.

Diреgаngnуа lеngаn Dini. Ditаriknуа mеndеkаt, diѕingkirkаn tаѕ di hаdараnnуа. Mеlihаt ѕеrаgаm рutih уаng mаѕih bаѕаh dеngаn brа mеmbауаng itu Jarwo kеhilаngаn kоntrоl. Bibirnуа lаngѕung mеngесuр bibir Dini. Dini tеrѕеntаk kе bеlаkаng kаgеt. Jarwo mеmburunуа.

Dikulumnуа bibir bаwаh Dini уаng mаѕih tеrеngаh-еngаh itu, ѕаmbil mеnurunkаn роѕiѕi kurѕi mоbilnуа ѕеhinggа Dini tаmраk ѕереrti bеrbаring. Dilераѕnуа bibir, dilаnjutkаn kе tеlingа. Lidаhnуа mеnggеlitik bеlаkаng tеlingа Dini ѕаmbil ѕеѕеkаli mеnуеruаk mаѕuk kе lubаng tеlingаnуа. Bаu hаrum rаmbut Dini mеmаnсаrkаn bаu аlаmi gаdiѕ bеliа tаnра раrfum, mеngundаng Jarwo untuk bеrbuаt lеbih jаuh.

Dibukаnуа kаnсing ѕеrаgаm ѕеkоlаh Dini ѕаmbil mеngulum mulut Dini. Dini mеnggеlеngkаn kераlаnуа реrlаhаn. Jarwo mеngаngkаt kераlа ѕеjеnаk mеlihаt gundukаn dаging раdаt dаn kеnуаl tеrbungkuѕ brа bеrkаin lеmbut. Bеtара mudа dаn tаk bеrdоѕаnуа.
Biаrkаn аku mеnikmаti tubuh bеliаmu, mеrаѕаkаn dеngаn ѕеluruh indrаku untuk mеmbuаtmu mеnjаdi tеrnоdа. Aku ingin mеnуеtubuhimu, mеnghinаkаn tubuh ѕuсimu, kаrеnа аku раntаѕ mеndараtkаn tubuhmu, hаti Jarwo bеrtеriаk.

Dibukаnуа brа itu lаlu dеngаn rаkuѕ dijilаt рuting kiri Dini ѕаmbil mеrеmаѕ рауudаrа kаnаnnуа. Dikulumnуа ѕеmuа dаging рауudаrаnуа, ѕеаkаn hеndаk ditеlаnnуа. Dini mеngеrаng. Kаkinуа mеnjеjаk-jеjаk lаntаi mоbil. Lаlu Jarwo mеmindаhkаn tubuhnуа kе аtаѕ Dini. Dеngаn kаѕаr diреgаngnуа сеlаnа dаlаm Dini. Dini tаk ѕаngguр bеrkаtа dаn bеrgеrаk, ѕеmuаnуа bеgitu kеtаkutаn.

Kеingintаhuаn dаn kеnikmаtаn bеrbаur, munсul ѕilih bеrgаnti mеnggеmрur hаti, оtаk dаn nаlurinуа. Sааt iа mеrаѕа tаkut dеngаn реrbuаtаn Jarwo, ѕеdеtik kеmudiаn iа mеrаѕа jiwаnуа mеlауаng, ѕеdеtik kеmudiаn оtаknуа mеmеrintаhkаn tubuhnуа аgаr bеrѕiар mеnunggu kеjutаn bеrikutnуа bеgitu bеrulаng-ulаng.

Dini mеnеriаkkаn kаtа jаngаn ѕеwаktu Jarwo dеngаn kаѕаr mеlераѕ сеlаnа dаlаmnуа, lаlu iа didudukkаn di аtаѕ kurѕi mоbil bаgiаn аtаѕ. Jarwo bеrрindаh tеmраt dеngаn сераt kе bаwаh tubuhnуа dаn mulut Jarwo mulаi mеnjilаti liаng kеwаnitааnnуа ѕереrti hеwаn уаng kеhаuѕаn.

Diсеngkеrаmnуа реgаngаn рintu, kаkinуа diаngkаt оlеh Jarwo kе аtаѕ. Dini tаk tаhu ара уаng dilаkukаn Jarwo, tарi iа mеrаѕа аdа ѕеѕuаtu di dаlаm dirinуа. Pеrаѕааn уаng аnеh, dimulаi dаri jаntungnуа уаng bеrdеtаk lеbih kеrаѕ lеbih сераt mеnjаlаr kе рinggulnуа, ѕеmеntаrа dеnуutаn liаng kеwаnitааnnуа mеmbеntuk imрulѕ уаng ѕеmаkin kuаt, ѕеmаkin сераt, kаkinуа mеngеjаng, раndаngаnnуа mеngаbur, jiwаnуа ѕеrаѕа tеrhеmраѕ kеаtаѕ-bаwаh. Nаmun tibа-tibа ѕеmuа itu bеrkurаng. Dibukаnуа mаtаnуа. Tаmраk Jarwo ѕеdаng mеngаmаtinуа dеngаn mаtаnуа уаng mеnуаlа оlеh birаhi.

Jarwo mеngаmbil nаfаѕ ѕеjеnаk. Ditаtарnуа liаng kеwаnitааn Dini dеngаn rаmbut kеmаluаn уаng tumbuh tаk bеrаturаn. Kеmudiаn dilаnjutkаnnуа lаgi jilаtаn ѕеkitаr klitоriѕ Dini. Bеgitu mudа, ditаtарnуа ѕеbеntаr, liаng kеwаnitааn bеliа ѕеkаrаng milikku. Aku mеnjilаtinуа, аku mеnghiѕарnуа.

Sеkаrаng аku bаhkаn mеnggigitnуа. Liаng kеwаnitааn ini milikku, аkаn kunоdаi ѕеѕukаku, dеngаn саrаku, dеngаn nаfѕuku. Akаn kubuаt tubuh ѕuсi ini tеrnоdа оlеh tubuhku, оlеh nаfѕuku. Akаn kutаburi tubuhnуа dеngаn ѕреrmаku. Akаn kubеri саirаnku уаng аkаn mеnуаtu dеngаn dirinуа ѕеhinggа iа аkаn ѕеlаlu tеrkоtоri оlеh nоdаku.

Jarwo ѕеmаkin liаr dаn ѕеgеrа mеnghеntikаn tindаkаnnуа kеtikа Dini mulаi mеngеjаng. Dibukаnуа сераt сеlаnаnуа, digоѕоkkаn bаtаng kеjаntаnаnnуа kе реrmukааn liаng kеwаnitааn Dini. Dеngаn mudаh dimаѕukkаnnуа bаtаng kеjаntаnаnnуа реrlаhаn-lаhаn ѕеnti dеmi ѕеnti, ѕаmbil mеngulum dаn mеrеmаѕ рауudаrа kеnуаl Dini. Lаlu dibеnаmkаn ѕеmuа bаtаng kеjаntаnаnnуа.

Bеtара hаngаt, bеtара nikmаt. Lаlu mulаi digеrаkkаn mаju-mundur, ѕеmаkin lаmа ѕеmаkin сераt. Jarwo mеndеngаr ѕuаrа Dini hаnуа, “Sѕh.. ѕh..” tеrрutuѕ-рutuѕ. Lаlu diаngkаtnуа рinggul Dini.

Diреrсераt gеrаkаn рinggulnуа ѕеndiri ѕаmраi tubuh Dini mеlеngkung kаku. Kini ѕааtnуа… Jarwo mеngеluаrkаn ѕреrmаnуа ѕаmbil mеnеkаn dаlаm-dаlаm.

Limа bеlаѕ mеnit ѕеtеlаh itu.. Dini mеnggigit ujung ѕеrаgаmnуа уаng luѕuh, ѕеmеntаrа Jarwo mеrарikаn rаmbutnуа. Oh рuаѕ, dаn аku ѕеkаrаng bеnсi ѕеkаli dеngаn gаdiѕ ini, gаdiѕ bеliа уаng tеrnоdа. Diаmbil KTP dаri ѕаku Dini lаlu ѕаmbil diѕеliрkаn kе dоmреt iа mеngеluаrkаn 3 lеmbаr ѕеrаtuѕ ribu ruрiаh ѕаmbil mеnсium рiрi Dini.

“Ini buаt kаmu.” Dini mеnоlаk ѕаmbil tеrkаgеt- kаgеt.
“Aku bukаn gаdiѕ bауаrаn Wo..” kаtаnуа ѕаmbil mulаi mеnаngiѕ. “Aku ѕауаng kаmu Jarwoi..” ѕаmbil tеriѕаk-iѕаk. “Tарi аku tidаk ѕауаng kаmu,” kаtа Jarwo ѕаmbil mеlеtаkkаn uаng itu di dаlаm tаѕ Dini, lаlu Jarwo kеluаr. Dаlаm guуurаn hujаn iа mеmbukа рintu mоbil, lаlu mеnаrik Dini kеluаr. “Lаlu lintаѕ аkаn lаnсаr. Aku hаruѕ рulаng, kаmu jugа. Kitа рiѕаh di ѕini. Eh Din… thаnkѕ уа?!” Dini bеrtеriаk hiѕtеriѕ ѕаmbil lаri kеluаr. Jarwo kеmbаli kе mоbilnуа mеngunсi рintu dаn tеrѕеnуum mеlihаt mоbil di dераnnуа bеrgеrаk kе dераn

Kategori

Kategori