Cerita Hot Di Desa Melawan Nafsu Gadis Bahenol, cerita ngesex hot,
janda kampung hot, ml sama ibu kandung, cerita ngetot terbaru, cerita
hot di kampung, ngesex bareng mama 2017
Cerita Hot Di Desa Melawan Nafsu Gadis Bahenol | Namaku
Kasan. Usia saya boleh dibilang masih cukup muda untuk mengenal yang
namanya bercinta. Saya baru berumur 13 tahun pada saat itu. Saya
mempunyai seorang tetangga cewek yang semlohay , dia bernama Ita.
Dari
bentuk tubuhnya boleh dijamin semua laki-laki yang melihatnya pasti
akan berdecak kagum. Semlohay kata orang sih. Dia tingginya yaach
kira-kira 155 cm, dan berat 48, pokoknya ideallah.
Lebih ideal
lagi ternyata payudaranya wah ukuran gedhe (king size). Wajahnya lumayan
enggak jelek-jelek amat walaupun tidak berkategori cantik juga sih,
tapi bodinya sangat semlohay , bahenol kata cowok-cowok yang
memandangnya. Setiap cowok pingin dekat sama si Ita.
Berbagai
upaya dilakukan oleh beberapa cowok, engga ada yang berhasil
mendekatinya. Hanya heran saya itu, ternyata dia ada perhatian sama
saya, maklumlah tetangga dekat dan cukup handsome lagi, sehingga inilah
kemenangan saya.
Suatu saat ketika dia sedang mandi di sumur wajar
sajalah karena orang desa engga punya kamar mandi, saya pas berada di
dekat sumur itu, maka kesempatan bagi saya untuk melongok tubuhnya.
Ternyata
benar-benar wah, payudaranya, tengah-tangah pahanya yang mulai
ditumbuhi bulu-bulu halus dan pinggulnya bak vespa! Saya sangat
bersemangat mengintip dia mandi, karena asyiknya dia mandi engga tahu
bila kuperhatikan. Oh betapa semlohay bahenol nya dia, melebihi bintang
film India.
Bahkan artis seksi pun kalah sebagai madame de syuga,
Ita pantas mendapat julukan madame de syurga. Ini setelah kejadianku
dengannya yang cukup asyik sehingga ingin aku berbagi cerita sex ini..,
pengin tahu? terusain ajaa.
Suatu hari, hujan rintik-rintik. Dia
cerita bila dia pingin ditemani di rumahnya karena semua anggota
keluarganya sedang pergi ke tempat neneknya yang baru hajatan. Biasanya
setiap dia sendiri pasti minta sayalah yang menemani di rumahnya. Pernah
saat saya sedang berusaha mendekati dan meraih tubuhnya, ee dia teriak,
dan sayapun gagal menjamah tubuh semlohay nya itu.
Saya pamit
pada orang tua saya dan ternyata diijinkan tanpa ada kecurigaan apa-apa.
Saat itu jam dua siang, tapi cuaca yang mendung kelihatan seperti sudah
jam enam petang. Dengan senang hati saya masuk ke rumahnya lalu pintu
saya kunci pakai palang kayu.
“Lho kok dikunci?” dia bertanya
”
Ya .. biar amanlah, soalnya saya kan masih kecil, nanti kalau ada
maling saya takut sehingga biar engga ada orang lain masuk .. yaa..
kukunci saja. Engga apa-pa khan? ” komentarku.
” Iya.. ya.. sudah duduk dulu saya tak membuat minum ” sahutnya
” Wah terima kasih ” jawabku.
Maka
dia pun membuat minuman dan saya telah mempersiapkan sebuah buku porno
yang saya dapat dari teman sekolah SMPku. Dan mulailah aku membaca
dengan diterangi lampu teplok .
“San, Kau baca apa sich? Kayaknya asyik banget.” begitu ucap Ita sambil mendekatikiu dengan membawa segelas kopi panas.
“Boleh dong aku ikut membaca?” tanyanya .
” Wah ini bacaan cowok je. Cewek endak boleh nanti ndak semaput..”
Saya
pancing biar penasaran. Dia terdiam saat itu, tapi menjulurkan
kepalanya ke arahku. Dulu pernah dia itu kupegang payudaranya saja, dia
berteriak dan memaki-maki, maka kini agar dia tidak berteriak bila
kupegang, maka saya buat penasaran dulu.
“Kasih doong, masak sih pelit amat..” dia berkata.
“Okelah boleh kau baca.. tapi syaratnya jangan jauh-jauh dari saya..” kataku
“Mengapa?” tanya Ita
“Eh, ngga apa-apa kok.” jawab saya bingung mau menjelaskan.
Lalu dia pun mulai membaca. Dia kaget ketika membaca ada adegan yang syuur, tapi ternyata dia masih melanjutkan bacaannya.
“Wah-wah-wah, kesempatan nih..?” pikir saya dalam hati.
Tapi
saya sudah senang sekali, apalagi saya melihat Ita mulai sesak
napasnya. Mukanya bersemu merah tanda berahi mulai menjangkiti dirinya.
Saya yang sudah sejak tadi terbawa sedikit birahi langsung menyenggolkan
tangan saya pura-pura mau ambil gelas ke payudaranya.
” Aaahh ” Ita merintih.
Saya
tidak jadi ambil gelas tapi malah parkir di bukit indah itu, yang
kemarin ketika saya pegang dia berteriak, tapi sekarang malah merintih.
Tiba-tiba saja Ita langsung mendekatiku dan segera menempelkan badannya
pada badanku. Yach sudah otomatis saya akan merespon juga donk. Tanganku
makin aktif menjelajahi bukit yang king size itu.
Kemudian kubuka
kancing baju atasnya yang berada di punggung sambil memeluk dadanya.
Ita makin merintih, ketika puncak bukit itu tertekan dadaku. Saya makin
leluasa membuka bajunya, bra-nya dan.. payudaranya segera menyembul sang
king size, maka bibirkupun mendekat dan mengulum puncak king size indah
itu.
” Mmm ”
” Hhh! Hhh! Hhh! ” napasnya makin memburu, dan bukunya sudah jatuh.
Tangan
saya mulai lebih berani lagi menelusuri seluruh lekuk tubuhnya dari
dada, perut, pinggul. Lalu ke depan. Kuselusupkan ke CDnya yang udah
kendor. Ita makin merintih, terlebih manakala jariku meremas bulu halus
yang kemarin kelihatan. Ita makin menggelinjang, dengan segera kubuka
seluruh pakaiannya, sambil kubimbing berdiri, karena tingginya sama,
maka segera ketika berdiri pelukanku tepat pada dua bukit kembarnya itu.
Ita
kuajak berjalan ke amben yang di dekat kursi tadi. Sembari berjalan
sungguh sangat nakal tangan dan bibir saya. Bibir mengulum bibir Ita,
tangan meremas bukit indah Ita dan tangan satunya bermain di hutan yang
halus itu.
Begitu Ita kududukkan di amben maka saya sembari
nyopoti kaus yang kupakai, celana dan CD-ku sekaligus tanganku nyomoti
bukit indah itu, pokoknya refleklah saudara-saudara! Tanpa sadar tangan
saya mencoba mencopot CD terakhir Ita, Dia makin melenguh panjang pendek
” Hhhss, hhss, hhss. “
Akhirnya
kami berdua bugil gil. Lalu saya terus bermain dengan bukit indah di
bibir dan tangan satu meranjah-ranjah hutan halus itu, sementara tangan
lain menekan, memilin, mengelus pokoknya apa saja dilakukan yang penting
tidak membuat sakit dulu.
“Uhg ugh uhg ugh” Keluh Ita ketika satu
jariku menyentuh jari kecil pada belahan di antara pahanya. Kini dia
tidak memaki lagi, tapi melenguh-nguh-nguuh!
Tubuh mulusnya kini
bersimbah keringat, rambutnya yang terurai panjang menambah gairah, tapi
bau keringatnya waoow, orang desa sih, maka tanganku yang satu kemudian
mencari-cari botol parfum yang memang tadi udah kusiapkan. Lalu sert..
sert. Kusemprot dulu dengan parfum tubuhnya, sehingga seger dan wangii.
Berikutnya tanganku beraktivitas lagi. Tapi ternyata ada penolakan dari
Ita.
” San .. udah San tolong udah san, jangan diteruskan ” katanya.
” Ah.. masak saya harus gagal sih menikmati tubuh indah yang udah dalam dekapan ini? ” batinku. ” Gimana caranya ya? “
Ita
sudah mengepitkan pahanya rapat sekali, tapi dia masih berada di bawah
saya, maka sayapun nyessel banget kenapa tadi pakai semprot-semprot
dulu.
Dengan sisa semangat yang masih menggebu saya peluk Ita
erat-erat, puncak bukit kecoklatannya saya kulum lagi, lidah saya
mainkan di situ, dan Ita mengerang halus, maka saya makin bersemangat.
Tangan
satu mulai menelusup ke tengah-tengah pahanya yang sudah dikepit itu,
ah susah sekali menerobos kepitan itu. Lama-kelamaan bibir saya yang
aktif itu ada gunanya ternyata. Pahanya makin melemah dan jariku
berhasil menerobos kembali pada belahan diantara hutan halusnya itu. Ita
mengerang lagi
” Ohh.. jangngngan ..” tapi tangannya memeluk tubuhku erat sekali.
Ketika
jariku menerobos lebih dalam lagi maka tangan Ita kini sudah berada
pada pinggulku menarik ke arah selangkangannya. Kini dengan mudah
kusibakkan paha mulus itu. Jariku bisa dengan leluasa memainkan perannya
dan saat menyentuh lubang maka jari itu bermain lebih lincah, sehingga
Ita melenguh lagi.
” Oohh.. tolong jangngngaann “
Kudapati jari itu sudah basah lendir kini, aku heran kok banyak lendirnya ya? Ita melenguh lagi
”
Oohh jangngngaann .. ” Kupikir isyarat agar aku jangan lama-lama lagi,
maka serta merta kudekatkan selangkanganku dengan laras panjang yang
membara dan kini mulai menyentuh belahan paha itu. Hangat kurasa kena
lendir yang banyak.
Lalu mulailah saya sibakkan lebih lebar lagi
paha mulus itu dan kepala itu mulai menyelusup diantara dua belahan.
Hangat, licin-peret, lunak sekalli terasa, dann Jess laras itu kini
menusuk belahan padat kenyal.
” Ohh ” bersamaan kami berdua memekik.
Saya
memekik keenakan, Ita memekik juga enak bercampur sari, dangdut,
keroncong, perih, ngilu dll (katanya kemudian setelah acara kami ini
selesai). Saya terdiam beberapa saat kubiarkan laras panjang itu
menyoblos masuk dan makin masuk dan makin ambles.. bless.
” Aduh! ” Ita berteriak ketika tercoblos laras lunak tapi kenyal itu.
Ada
lelehan dingin terasa mengaliri batang itu, tapi sedikit demi sedikit
kutekankan pada tempat paling lunak sedunia itu bagi batang larasku ini.
Seluruh batang sudah tertanam dan berdenyut-denyut, rasanya pinginn
sekali bergerak-gerak, tapi rasa enak itu muncul dan ketika denyutan
laras itu makin mengeras, Ita terpekik
” Iiih .. ” setelah sekian
lama akhirnya dialah yang memulai gerakan pada pantatnya ternyata sudah
tidak sakit lagi dan mulai menikmati arti terobosan batang laras yang
perkasa, kenyal, lunak hangat dan berdenyut itu.
Gerakan-gerakan
kami makin liar hingga kami berdua semakin basah oleh keringat. Akhirnya
terjadi pelukan yang sangat kencang dari Ita, bersamaan dengan itu
kemudian pucuk larasku terasa sangat ngilu dan saya merasa melepas
sesuatu dari pucuk itu .
” Aahh! ” Ita terpekik lagi, ketika semprotanku melanda rahimnya.
Saya
terjelepok dalam pelukan hangat tubuh semlohai itu. Pahanya yang
seperti buah labu putih panjang dan halus seperti balon mau meletus,
kimi sedang mengepit erat pahaku, dan celah diantara paha itu kini
menjepit kuat sekali laras panjang rudalku. Ada rasa berdenyut-denyut
dari pangkal laras sampai ke ujung yang diliputi oleh selimut empuk
dinding celah gua Ita yang semlohay itu.
Kami berdua melepas napas
panjang keenakan dan yang paling puas adalah saya telah berhasil
manaklukkan singa betina nan buas yang kini telah jinak dalam pelukanku,
sementara mulutnya dengan lahap menelan daging mentah dan segar serta
kenyal punyaku. Pokoknya siip lah! Sangat menyejukkan hati dan
menenteramkan jiwa ketika pelukan kami semakin erat dan daging kenyal
terus terselip di lorong gua basah nan nikmat.
Permainan ternyata
dilanjutkan lagi sampai tiga babak sehingga waktu sudah menunjukkan
pukul 19.00 sore. Hujan turun makin lebat, tetapi kami berdua yang tanpa
selembar benangpun tidak merasakan dingin bahkan panas membara dan
bergeloraa.
Berkali-kali Ita yang semlohay memekik-mekik Permainan
berakhir ketika kami tertidur dan malam hari terbangun kedinginan tanpa
ada lembaran kain yang menutupi tubuh kami. Untunglah seluruh keluarga
Ita tidak pulang karena hari hujan dan ternyata Ita terbiasa sendirian
di rumah.
Tahu kayak begini udah tak kerjain dulu-dulu tanpa harus
ada acara tip-ngintip segala. Ternyata enaknya engga ada dijual di toko
manapun juga.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)