Cerita Pasutri Hot Di Pijit Sambil Sange Abis, bokep pijat hot, cerita seks tukang pijat, pijat xxx, cerita 17 plus 2017
Aqu
adalah seorang isteri dari seorang karyawan swasta. Aqu punya anak dua.
Yg kedua kelas satu. Aqu sering nungguin anakku yg kedua di sekolahnya,
terutama waktu olah raga.Guru olah raga anakku bernama Pak John. Ia
suka sekali bercanda dan berhumor.
Badannya
tinggi, kurang lebih 175 cm dan berbadan besar dan kekar. Warna kulit
agak hitam. Ia baru saja bercerai dgn isteri 4 bulan yg lalu. Jadi ia
seorang duda. Selain ia guru olah raga, ia pun pintar memijat. Banyak
guru lain minta dipijet olehnya.
Ketika olah raga seperti biasanya ia memakai celana training. Sembari menunggu anakku aqu
memperhatikan ia yg sedang olah raga bersama murid-murid kelas dua. Begitu aqu memperhatikan
diantara selangkangannya aqu lihat tonjolan yg memanjang dan besar. Aqu berkata dalam hatiku,
wuh panjang dan besar sekali barangnya. Suamiku hobi dipijat. Tukang pijat langganannya selama ini adalah pemijat tunanetra.
“Guru olah di sekolah anak kita pintar memijat, ngerti urat lagi katanya. Coba saja mas!”
kubilangi suamiku.
“Boleh juga kita panggil ke sini malam minggu depan. Mau enggak dia ngurut malam-malam?”
“Enggak tahu ya .. Coba aqu tanyakan besok ya.”
Keesokan harinya aqu pergi ke sekolahan dan bertemu dgn Pak John.
“Pak, mau enggak mijetin suami saya?” tanyaqu. “Tapi kalo bisa malam hari, Pak.”
“Boleh juga asalkan ongkosnya mahal,” katanya sembari bercanda.
Setelah suamiku pulang kantor sembari makan malam aqu ceritakan padanya bahwa Pak John mau.
“Boleh panggil ke sini tapi malam sekitar jam 22.00,” kata suamiku.
Sampai waktu yg ditentukan Pak John datang ke rumahku. Ia ngobrol dgn suamiku sembari bercanda
sehingga baru saja kenal suamiku merasa akrab dgnnya. Aqu duduk di dekat suamiku menemaninya.
Kemudian suamiku menyuruhku merapikan kamar depan dekat ruang tamu.
Mulailah suamiku dipijet oleh Pak John sembari ngobrol ngalor-ngidul. Pak John banyak ngebanyol
karena memang ia hobi bercanda. Aqu nonton TV sembari tiduran di sofa ruang tamu ngedengerin
obrolan Pak John dan suamiku. Suamiku mulai bercerita agak serius dgn suara pelan-pelan.
“Aqu ini tak kuat dalam dalam hubungan seksual. Kenapa, ya? Jadinya isteriku suka marah-marah
kalau hubungan intim. Kalau Pak John bagaimana dgn isteri Anda?”
“Saya sekarang duda sudah 4 bulan. Kalau dulu sebelum cerai saya kebalikan bapak. Ia kewalahan
dgn kemampuan saya sampai ia minta cerai.”
“Wah, hebat kamu ini, Pak.”
Pak John yg biasanya suka bercanda mulai berbicara serius.
“Mungkin Bapak terlalu lelah, atau mungkin punya Bapak terlalu kecil dan pendek.
Bapak urut yg membesarkan dan memanjangkan saja. Saya hanya bisa mengeraskan saja. Kalau
memanjangkan dan membesarkan aqu tak bisa,” katanya pada suamiku.
“Wah, tukang urut yg memanjangkan dan membesarkan itu banyak yg bohong,” kata suamiku.
“Ada yg bener, Pak. Ada teman saya berhasil dari 13 menjadi 17 cm dan menjadi besar lagi,” kata
Pak John berusaha meyakinkan.
“Pak John pernah nyoba enggak?” tanya suamiku selanjutnya.
“Saya tak perlu karena punya saya sudah sangat panjang dan besar. Panjangnya 19 cm dan besarnya
4,5 inch,” jawab Pak John sembari tertawa. “Kalau punya bapak berapa?”
“Punya saya panjangnya 12 cm besarnya 2,5 inch.”
Mendengar obrolan suamiku dan Pak John aqu berkata dalam hatiku.
“Wuh… besar dan panjang sekali punya Pak John, pantesan tonjolannya panjang dan besar dan itu
belum bangun. Apalagi kalau barangnya sudah bangun.”
Aqu jadi berkhayal, kalau seandainya…. Wah, nikmat sekali…
Setelah mereka selesai aqu pura-pura tidur. Kemudian suamiku membangunkan aqu
“Bagaimana, Mas? Cocok enggak pijetan Pak John?” tanyaqu setelah Pak John pulang.
“Wah bagus sekali, lebih bagus daripada langganan saya. Sekarang saya mau langganan sama Pak
John saja. Saya sudah bilang kalau saya mau pijet tiap malam minggu.”
“Kalau kamu mau juga, boleh coba malam minggu depan. Pijetannya bagus kok. Badanku rasanya
enteng dan enak sekali,” kata suamiku
“Aqu mau, tapi malu mas, nanti ia cerita di sekolahan.”
“Ya enggak sih, nanti kita bilangin jangan cerita-cerita pada orang lain.”
Keesokan harinya saya ketemu Pak John. Sembari tersenyum, ia langsung bertanya padaqu.
“Bagaimana Bu? Cocok enggak Bapak dgn pijetan saya?” tanya Pak John padaqu.
“Cocok sekali… Malam minggu depan bapak disuruh suamiku pijet lagi. Bahkan suamiku mau langganan.”
“Ya.. Bapak sudah bilang sama saya.”
Setelah
suamiku menawarkan untuk diurut oleh Pak John, hatiku tak karuan,
membaygkan bermacam-macam, bercampur taqut dan ingin merasakan sesuatu.
Karena memang aqu jarang menemukan kepuasan dgn suami. Selain punya
suamiku lemes, barang kecil dan pendek dan tak
tahan lama.
Hampir-hampir setiap malam aqu membaygkan kemaluan punya Pak John. Aqu berkata dalam hati,
barang Pak John pasti kehitam-hitaman, besar dan panjang. Biasanya orang yg agak hitam itu kuat,
mana badannya tinggi, besar dan kekar.
Pokoknya
sangat jantan. Kayak apa kalau badan yg besar itu menindiku dan
memelukku keras-keras, sementara badanku langsing seperti ini, dan
tinggiku hanya 155 cm. Apa kuat aqu ditindih badan raksasa itu. Apa bisa
masuk barang sebesar itu ke lobangku yg kecil ini.
Apa tak mentok
kesakitan bila barang yg keras dan panjang ditekan ke lobangku dgn
tenaga yg raksasa. Pokoknya aqu membaygkan antara taqut dan ingin
merasakan. Kata teman-temanku barang gede dan panjang itu sangat nikmat
sekali. Saking nikmatnya, katanya sampai ngeyut ke ubun-ubun.
Malam
ini malam minggu, Pak John akan datang. Hatiku berdebar-debar. Jam
menunjukkan 21.30.
Tak lama kemudian Pak John datang. Suami
mempersilahkan masuk, dan bilang padanya bahwa aqu mau juga dipijet
malam ini, dan suamiku minta tak bercerita macam-macam ke orang lain.
Pak John menjawab, “Ya, tak dong, Pak.”
Suamiku mulai diurut.
Kurang lebih jam 23.00 suamiku selesai diurut. Sekarang giliran aqu yg
akan diurut. Aqu pakai kain sarung. Suamiku tiduran di sofa di ruang
tamu sembari nonton TV.
Aqu mulai tengkurep, hatiku dag-dig-dug.
Pak John mulai menyingkap kain sarungku di bagian betis dan memegang
betisku sembari mengurut pelan-pelan, aqu merinding merasakan urutan Pak
John, karena sebelumnya aqu membaygkan sesuatu yg nikmat.
Kini
Pak John membisu seribu bahasa tak seperti biasanya suka bercanda dan
berhumor, mungkin menikmati pandangan terhadap betisku yg mulus. Maklum
ia menduda 4 bulan. Semakin merinding dan berdebar-debar hatiku ketika
Pak John meletakkan kakiku ke pahanya.
Sembari mengurut ia maju
sedikit-sedikit sehingga kakiku menyentuh ke bagian selangkangannya
sehingga terasa kakiku menyentuh benjolan yg mulai mengeras. Dgn suara
pelan dan terpatah-patah Pak John bertanya.
“Paha ibu mau diurut?”
“Ya pak, memang di bagian itu agak terasa nyilu-nyilu. Pelan ya, Pak,” aqu pun menjawab dgn suara
pelan.
Pak
John mulai menyingkap pelan-pelan sarungku sampai di bawah sedikit
pinggulku. Ketika Pak John mengurut pahaqu sampai ke selangkanganku, aqu
merintih dgn suara pelan-pelan taqut kedengaran suamiku.
Pak John
pun terasa meningkat rangsangannya terasa dari sentuhan tangannya yg
kadang-kadang mengurut sembari mengelus dan meremas pahaqu apalagi
ketika sampai di selangkanganku.
Semakin timbul sensasi yg luar
biasa ketika Pak John membuka kain sarungku di bagian atas pinggulku dan
memelorotin cdku sedikit ke bawah. Kini ia mulai mengurut sembari
meremas-remas pinggulku, dan rangsanganku semakin tinggi, aqu merintih
dgn suara pelan.
Dan Pak John tahu kalau merangsang, aqu juga tahu kalau Pak John juga merangsang.
Aqu
berkata dalam hatiku: sebelum aqu diurut dalam posisi terlentang, aqu
akan pamit sama Pak John untuk buang air kecil sembari aqu ingin melihat
apakah suami sudak tertidur atau belum. Ketika Pak John menyuruhku
terlentang, aqu berkata kepadanya: “Aqu mau ke kamar mandi dulu untuk
buang air kecil.” Ketika keluar kamar aqu lihat suamiku tertidur pulas
mungkin karena lelah seharian dan habis diurut.
Di kamar mandi aqu
berkata dalam hati. Kalau nanti sarungku disingkap sampai ke
selangkanganku dalam posisi terlentang, pasti Pak John akan melihat bulu
jembutku. Ia akan semakin merangsang.
Aqu menginginkannya meraba
kemaluanqu dan memasukkan jarinya ke lobang kemaluanqu. Setelah masuk ke
kamar, aqu bilang bahwa suamiku tertidur lelap. Ketika mendengar kataqu
Pak John semakin bersemangat.
Kini aqu terlentang di hadapan Pak
John. Dan Pak John tak was-was lagi ia membuka sarungku sampai ke
selangkanganku. Aqu memenjamkan mata sembari menggigit bibirku. Kini Pak
John tak memijat lagi tetapi ia mengelus-elus dan meremas-rema pahaqu
dgn gemesnya.
Kini ia melihat bulu jembutku dan mengelus-elus
bibir kemaluanqu, dan semakin tak tahan rasanya aqu ingin memegang
barangnya Pak John sembari penasaran tapi malu. Pak John semakin berani
menusukkan jarinya ke lobang kemaluanqu yg sudah membasah dgn ledir.
Aqu
mulai memberanikan diri meraba selangkangan Pak John. Dan Pak John
membuka resleting celananya. Sembari aqu melirik ke selangkangannya, Pak
John mengeluarkan rudalnya.
Aqu terkejut astaga besar dan panjang
sekali. Warnanya kehitam-hitaman, nampak urat-uratnya mengeras, dan
kepala rudal jauh lebih besar lagi dari gagangnya. Aqu menggenggamnya
tapi genggamanku tak muat saking besar.
Sembari mengelus-elusnya,
aqu baygkan kalau rudal yg kepalanya sangat besar ini dimasukkan ke
lobangku. Apakah tak robek lobang kemaluanqu dan jebol lobang rahimku.
Sensasiku semakin meningkat. Perasaanku bercampur ingin menikmati dan
taqut robek dan jebol.
Pak John kini semakin ganas mengocok lobang
kemaluanqu dgn jarinya, dan aqu sangat ingin ditindihi dan disebadani
tapi taqut kalau suami bangun kalau mendengar jeritanku. Sembari
mengocok Pak John menciumi pipiku Pelan-pelan ia lalu mengecup bibirku,
semakin lama ia semakin ganas mencipoki, aqu pun terangsang berat.
Kemudian
ia memelukku dan menindihku sembari berusaha menyingkap sela-sela
samping CD-ku untuk memasukkan rudalnya, tapi tak berhasil masuk.
Kemudian ia menekan lagi.
“Aduh…” jeritku sembari menggigit bibirku tak tahan.
Tekanan
kedua kalinya ini tak berhasil memasukkan rudalnya ke lobang
kemaluanqu. Kemudian ia menekan lagi dgn tenaga yg super keras dan
hampir masuk, tapi terdengar suara suamiku mengegok. Pak John dan aqu
pun kaget terbangun dan menutupkan sarungku ke seluruh badan. Dan aqu
mengakhiri pijetan.
Kemudian aqu membangunkan suamiku. Pak John
pun pamit pulang karena memang sudah larut malam. Kemudian aqu mengajak
suami masuk kamar, aqu sudah tak tahan. Barang suami juga mengeras tak
seperti biasanya.
Kini aqu menyalurkan rangsanganku dgn suami
sembari membaygkan disebadani Pak John. Malam itu aqu benar-benar
merasakan puncak orgasme yg luar biasa tak seperti biasanya, juga
suamiku.
“Ma… Malam ini tak seperti biasanya. Urutan Pak John
memang luar biasa membuat kita benar- benar mencapai puncak kenikmatan
yg luar biasa. Kita minggu depan urut lagi ya, Ma…” kata suamiku.
Hari-hari
aqu hidup dalam baygan: Kalau malam minggu depan suamiku tak ada di
rumah, aqu akan menyiapkan minyak pelumas agar dioleskan ke lobang
kemaluanqu. Aqu membaygkan barang Pak John yg besar dimasukkan sembari
melelukku, menyepokiku dan menggenjotku.
Membaygkannya saja sangat
nikmat apalagi benar-benar dimasukkan. Sembari rasa khawatir kalau
lobangku nanti robek dan lobang rahimku jebol.
Kini malam minggu
datang, hatiku berdebar-debar membaygkan sesuatu yg besar dan panjang,
membaygkan lobang kemaluanqu membengkak lebar, dan lobang rahim
diterobos barang besar. Pak John datang memakan pakaian yg serasi nampak
sangat gagah dan manis.
Ketika suami ngobrol dgn Pak John telpon berdering. Ternyata teman suamiku mengajak ke luar kota untuk mengurus bisnisnya.
“Ya nanti setelah dipijet,” jawab suamiku. Malam ini aqu semakin yakin bahwa aqu akan disebadani dgn Pak John.
“Ma… saya nanti setelah diurut akan pergi ke luar kota,” kata suamiku padaqu.
“Jadi, saya tak usah dipijat, habis tak ada Mas.”
“Tak apa-apa pijet saja, Pak John orangnya baik, aqu sudah percaya kok.”
Mendengar
pernyataan suamiku, hatiku girang karena sebentar lagi pasti aqu
disebadani oleh Pak John yg berhari hari aqu membaygkannya. Setelah
suamiku selesai diurut ia mandi. Dan Aqu bilang pada Pak John, “Tunggu
dulu ya pak, minum-minum dulu kopinya. Aqu mau menyiapkan pakaian bapak
untuk ke luar kota.”
Setelah suamiku menyiapkan semua yg akan
dibawa ke luar kota, ia pamit ke Pak John. Aqu mengantarkan sampai pintu
gerbang. Begitu Bapak berangkat hujan turun rintik-ritik. Aqu masuk ke
ruang tamu dan bilang sama Pak John,
“Tunggu dulu ya pak, aqu pakaian dulu.” Aqu memakai sarung dan kaos… dan sengaja aqu tak memakai BH dan celana dalam.
Begitu
aqu keluar, sorotan mata Pak John menatap buah dadaqu, aqu tersenyum.
Aqu duduk di kursi sebentar. Aqu baygkan bahwa Pak John duda selama 4
bulan, berarti ia tak berhubungan selama 4 bulan.
Aqu yakin ia tak
jajan sembarangan. Aqu begitu yakin malam ini aqu akan digenjot
berkali-kali dan berjam-jam. Memang aqu ingin sekali berhubungan badan
sepuas-puasnya.
Sekarang aqu memilih kamar untuk urut di bagian
belakang, agar jeritanku yg keras nanti tak terdengar oleh siapapun. Aqu
mengajak Pak John ke kamar belakang, dan hujan turun cukup deras
sehingga cuaca dingin mengantarkan impianku, dan tak akan terdengar
suara apa pun kecuali jeritanku, bunyi cipokan yg mengganas, dan bunyi
lobang kemaluanqu yg digenjot oleh kepala rudal besar dan tenaga yg
super keras.
Kini aqu beduaan yg sama mengharapkan kepuasan
seksual dgn sepuas-puasnya. Pak John membuka kain sarungku dan tinggal
kaos yg menutupi buah dadaqu. Ia meremas-remas pahaqu. Aqu
mengelinjang-gelinjang. Kemudian Pak John membuka celananya. Rudalnya
tegang, membesar dan memanjang.
Uratnya mengeras dan kepala
rudalnya membesar sekali. Ia menciumi pahaqu terus ke bibir kemaluanqu.
Aqu sudah tak tahan karena mulai tadi sudah merangsang karena membaygkan
kenikmatan yg sebentar lagi akan aqu rasakan.
Ia membuka bajunya
dan kaosku. Kini kami berdua telanjang bulat. Hujan turun makin lebat,
jam menunjukkan 23.00. Ia meremas-remas tetekku sembari mengocokkan
jarinya ke lobang kemaluanqu.
“Pak, masukkan… aqu sudah tak tahan.”
“Aqu
juga tak tahan, aqu sudah 4 bulan tak pernah berhubungan badan, aqu
ingin malam ini benar- benar puas, mungkin aqu main sampai pagi,” timpal
Pak John.
“Aqu juga pak… Aqu serahkan semua badanku pada Pak
John. Tapi, oleskan minyak pelumas yg kusiapkan ini ke lobang kemaluanqu
dan ke rudal Bapak agar aqu tak merasakan sakit.”
Aqu siapkan parfum dan minyak pelumas yg harum.
“Bu… lobang Ibu kecil sekali,” katanya begitu ia mengoleskan minyak pelumas dicampur dgn ludahnya.
Kini
Pak John mengangkangkan pahaqu lebar-lebar. Pelan-pelan ia menindihiku.
Aduh rasanya berat sekali. Ia arahkan rudal besar dan panjang itu
lobang kemaluanqu. Ia menekan, tapi tak berhasil masuk. Kedua kalinya ia
menekan lagi dan tak juga berhasil masuk, aqu menjerit kesakitan.
“Pertama rasanya agak sakit, karena lobang ibu kecil sekali, dan barang saya besar sekali, jauh tak ngimbang,” katanya merayuku.
Ketiga
kalinya ia mengolesi lobangku dgn minyak pelumas banyak sekali sampai
meleleh ke lobang anusku, ia campur air ludahnya. Ia mengolesi juga
rudalnya dicampur dgn ludahnya, kemudian ia menekan rudal besar,
panjang, hitam dan keras sekali. Ia menekannya dgn tenaga yg super
keras, akhir masuklah kepala rudal besar itu, dan aqu pun menjerit
kesakitan. Ia terdiam, menahan sejenak, sembari menindihiku dan
menciumiku, merayu dan berbisik ke telingaqu.
“Ditahan sakit dahulu ya, nanti Ibu akan merasakan kenikmatan yg luar biasa.” Aqu mengangguk.
“Tahan ya, Bu, aqu akan tekan lagi agar masuk semua,” bisiknya lagi. Ia menekannya dgn tenaga yg keras, aqu tak tahan.
“Aduh..
sakit, Pak,” Jeritku tertahan sembari menggigit bibir. Akhirnya barang
itu trot… bleees… masuk semua. Rasanya rudal itu masuk menembus ke
lobang rahimku. Kini beralih dari rasa sakit ke rasa nikmat yg luar
biasa.
“Pak .. rasanya nikmat sekali.”
Semakin ganaslah Pak
John menggenjotnya. Nyaring sekali bunyi lobang kemaluanqu akibat
genjotan yg luar biasa. Nikmatnya luar biasa terasa sampai ke ubun-ubun,
aqu menggigil, meraung- raung kenikmatan.
“Aah… uuuh… uuh… aqu… aqu… mau mencapai puncak, Pak…”
Pak
John menekan keras-keras. Aqu pun mencapai puncak kenikmatan yg luar
biasa yg tak pernah kurasakan sebelumnya. Pak John sangat kuat dan
bertahan lama, ia belum mencapai orgasme. Aqu sudah lemas, tapi karena
Pak John meremas-remas kembali tetekku dan menjelati kemaluanqu, aqu
mulai merangsang lagi.
Pak John menyuruhku nungging. Ia menusukkan
kembali rudalnya dan mengocoknya dan menggenjot dari belakang, bunyinya
semakin keras, ceprok… ceprok.. ceprok… sembari ia mengelus- ngelus
lobang anusku.
Ia ngambil minyak pelumas dan dioleskan ke lobang anusku, jarinya ditusukkan ke lobang anusku.
“Aduh…
Pak!” jeritku. Tapi ia pintar sekali menciptakan rangsangan baru. Ia
kocok lobang anusku pelan-pelan dgn jarinya, lama-lama aqu merasakan
nikmat.
“Enak.. Pak… Nikmat… Pak.”
Akhirnya Pak John
menambahi minyak pelumas ke lobang anusku, dan mencabut rudalnya dari
kemaluanqu, ia oles-oleskan kepala rudalnya ke pintu anusku.
“Hangat rasanya, nikmat Pak, nikmat Pak.”
Kemudian
menusukkan tepat ke lobang anusku dan menekannya. Akhirnya barang besar
itu masuk juga. Cepret… prot… ia tekan pelan-pelan hingga separuh
kemaluan itu. Ia mendorongku agar aqu tengkurep. Begitu tengkurep ia
menindihku, menekankan lagi sisa separuhnya. Aduh nikmat sekali rasanya
di anus.
Sampai terasa ada cairan muncrat dari dalam lobang
anusku. Ia terus mengocok dan menggejot semakin cepat, aqu merasakan
nikmat sembari menahan genjotan. Prot… prot… druuuuut.
Semakin
ganas ia menggenjot sampai aqu terkentut-kentut dibuatnya. Akhirnya Pak
John mencapai puncaknya dan muncratlah pejunya memenuhi lobang anusku.
Malam itu aqu benar-benar merasakan kenikmatan yg luar biasa. Aqu
disebadani oleh Pak John sampai 4 kali hingga pagi.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)