Cerita Sex Pemerkosaan Istri, cerita bokep pemerkosaan, cerita
selingkuh dengan tetangga, cerita sex bos, cerita selingkuh dengan
majikan 2017
Cerita Sex Pemerkosaan Istri | ini adalah
pengalaman yang terjadi pada diri saya sendiri. Kejadian ini terjadi
pada saat saya masih bekerja pada bos saya di rumahnya. Semua nama di
cerita ini adalah nama samara untuk melindungi orang yang terlibat dalam
cerita ini.
Pengalamanku
ini terjadi pada saat aku masih bekerja sebagai penulis di rumahnya.
Saya adalah seorang penulis yang bekerja pada seorang agen penulisan,
sebutlah nama samara bosku adalah Mahdi. Bosku Mahdi menggunakan salah
satu kamar rumahnya untuk dijadikan kantor tempat bawahannya bekerja.
Saat ini Mahdi hanya memiliki satu orang bawahan, yaitu saya sendiri.
Pekerja
Mahdi yang lain telah keluar karena perlakuan Mahdi yang tidak adil.
Mahdi sering kali memotong, bahkan tidak membayar pekerjaan bawahannya.
Namun Mahdi tetap tidak belajar dari pengalamannya, Mahdi tetap tidak
membayar hasil kerja dari pekerja terakhirnya ini.
Tidak hanya
itu, Mahdi memiliki sifat yang suka berselingkuh. Saya sering kali
disuruh menginap di rumahnya untuk menyelesaikan banyak pekerjaan yang
sering kali tidak dibayar. Sebenarnya, saya sendiri sudah ingin keluar
saat itu. Namun, saat itu aku masih memiliki uang di bosku yang tidak
bisa kutinggalkan begitu saja.
Setelah sekian banyaknya
pekerjaanku yang tidak dibayar, aku mulai berpikir untuk memanfaatkan
keadaan. Istri bosku adalah seorang wanita yang cantik, sebutlah namanya
Rita. Hampir semua orang yang datang ke rumah Mahdi, datang karena
istrinya. Namun, sayang Mahdi adalah tukang selingkuh.
Malam-malam
selama aku menginap selalu dipenuhi oleh pertengkaran suami istri di
tengah malam. Mahdi biasanya pergi pada pagi atau siang hari dan pulang
tengah malam setiap hari. Setelah pulang, Mahdi mulai bertengkar di
tengah malam dan mengganggu siapapun yang mendengarnya. Saat malam,
istrinya selalu tidur menunggu Mahdi pulang tengah malam.
Pada
suatu malam, aku sedang menginap di rumah Mahdi untuk mengeprin beberapa
buku. Jam sepuluh malam mahdi belum pulang ke rumah. Aku tahu Mahdi
sedang meniduri selingkuhannya atau sedang dalam perjalanan pulang.
“Ngapain sih selingkuh? Istri sudah cantik seperti Rita disia-siakan
seperti itu, sedang hamil pula!” Pikirku sambil menunggu mesin prin di
depanku.
Pada saat itu aku tersadar dan berpikir “Benar! Sia-sia
sekali istri secantik itu dibiarkan begitu saja! Kukerjai saja dia
sebagai ganti upah kerjaku yang tidak Mahdi bayar.” Aku mulai memikirkan
rencana untuk megerjai istri Mahdi, bosku sendiri. Aku tahu kalau pintu
yang memisahkan tempat kerjaku dan rumah utama telah macet dan tidak
bisa dikunci.
Aku bisa mengerjai istri Mahdi dengan bebas, aku
hanya perlu berhati-hati saat melakukannya agar tidak ketahuan. Aku
berusaha mendengarkan dari balik pintu suara tidur di rumah utama.
Setelah yakin bahwa tak ada suara tanda-tanda aktivitas di dalam rumah
utama, aku memberanikan diri untuk membuka pintu.
Pintu itu cukup
didorong sedikit agar bisa terbuka karena kuncinya sudah rusak. Aku
mendorongnya perlahan agar tidak menimbulkan suara keras. Satu desakan
lembut, dan pintu tersebut terbuka. Aku mengintip sedikit memastikan
bahwa istri Mahdi tertidur pulas.
Matanya tertutup, nafasnya
teratur, saatnya bersenang-senang. Aku merangkak dan mendekat
perlahan-lahan dengan jantung berdetak keras dan nafas memburu. Rasa
takut ketahuan dan terangsang bercampur, sungguh campuran perasaan yang
menarik dan menyenangkan.
Setelah dekat, aku memandang tubuh Rita
dengan takjub. Kulit putih yang yang tampak sangat halus. Tubuh yang
indah dengan wajah yang cantik ini telah membuat banyak pria ingin
menidurinya. Perutnya membuncit karena dia sedang hamil lima bulan,
“Kejam sekali Mahdi, istri sedang hamil dia malah selingkuh dengan
perempuan lain.” kataku dalam hati. “Well kalau Mahdi tidak mau
istrinya, sebaiknya untukku saja.” pikirku, lagipula aku selalu
penasaran dengan wanita hamil.
Rita tidur dengan posisi
membelakangiku dengan kaki terbuka. Baju dasternya yang berwarna biru
tua tersingkap hingga memperlihatkan kaki indahnya yang berwarna putih.
Celana dalamnya yang berwarna krem terlihat dengan jelas, aku yakin
tindakanku ini benar-benar di luar dugaan mereka. Aku menyingkapkan
daster Rita untuk melihat tubuhnya lebih banyak lagi.
Terlihatlah
seluruh pantat Rita di depan mataku. Pelan-pelan aku mengelusnya dari
paha hingga ke pantatnya, agar Rita tidak terbangun. Aku sangat takut
Rita tiba-tiba terbangun dan melihat perbuatanku padanya, aku akan
berada dalam masalah besar. Aku menciumi pantat Rita dan terkadang
menjilatnya sedikit.
Saat aku sedang menikmati pantat Rita,
tiba-tiba aku mendengar suara motor mendekat. “Mahdi pulang!” pikirku
dengan panik. Aku merapikan daster Rita dan segera kembali ke ruangan
tempat kerjaku. Mesin prin masih terus mengeprin buku yang seharusnya
aku awasi. Setelah menanyakan pekerjaanku, Mahdi dan Rita kembali
melakukan rutinitasnya bertengkar di tengah malam.
Keesokan
paginya Mahdi mengizinkan aku untuk pulang sebentar dan tidur beberapa
jam. Siangnya aku ditelepon untuk datang lagi ke rumah Mahdi dan
meneruskan proses mengeprin buku. Tak lama kemudian, Mahdi pergi dengan
alasan akan pergi ke beberapa penerbit.
“Padahal tak usah
berbohong karena baik aku ataupun istri Mahdi sudah mengetahui Mahdi
akan pergi ke tempat selingkuhannya.” pikirku dalam hati. Setelah
pertengkaran yang cukup hebat dengan istrinya, pergilah Mahdi dari
rumah.
Sekali lagi, seperti biasa, Mahdi meninggalkan istrinya
serumah dengan pria lain. Jam setengah sepuluh malam rumah sudah sepi,
hanya suara mesin prin yang sedang bekerja. “Saatnya aku beraksi”
pikirku sambil menyiapkan kertas yang banyak di mesin prin. Aku
mendorong pintu dan masuk ke kamar tidur Rita.
Rita sedang tidur
nyenyak dengan pakaian yang tersingkap hingga mencapai dadanya. “Wow!
Kemarin aku puas menciumi pantatnya, sekarang ke payudaranya ah!”
pikirku. Aku menaikkan dasternya lebih tinggi lagi, hingga seluruh
payudaranya terlihat. Aku meremasnya perlahan dan menciuminya.
Kemudian,
aku tertarik untuk melihat putting payudaranya. Aku menarik BH Rita ke
bawah perlahan-lahan. Aku takut Rita terbangun saat aku sedang melucuti
pakaiannya. Ternyata puting Rita sangatlah lucu, mirip dengan puting
payudara anak-anak. Puting payudara Rita ukurannya kecil, berwarna
coklat gelap, lingkaran sekelilingnyapun tidak besar.
Aku tidak
tahan lagi, aku ingin menghisap payudaranya, walaupun aku takut Rita
terbangun. Aku membuka mulutku dan bersiap menghisap puting coklat Rita.
Mulutku menutup dan puting Rita berada dalam dalam bibirku.
Aku
berhenti sebentar dan memperhatikan wajah Rita, takut Rita terbangun.
Aroma puting Rita sangat wangi, seperti wangi vanilla, kusadari dia
sedang hamil dan payudaranya sedikit basah. Kemudian aku menghisapnya
perlahan-lahan dan selembut mungkin.
Beberapa lama aku menghisap
putting payudara Rita yang wangi dan lezat. Aku mulai lupa diri dan
ingin menusukkan penisku ke vagina Rita. Aku kemudian memposisikan
tubuhku agar dapat mensetubuhi Rita.
Walau aku takut Rita
terbangun, aku ingin mencoba terlebih dahulu. Aku menarik celana dalam
Rita dari belakang dengan perlahan. Tak lama kemudian aku berhasil
melihat belahan pantatnya. Kemudian diikuti dengan lubang pantatnya dan
lubang vaginanya.
Lubang pantat Rita berwarna coklat gelap,
bergerak-gerak mengikuti irama nafas Rita, Kadang lubang tersebut
berkedut-kedut beberapa kali, aku tidak tahu mengapa. Kemudian aku mulai
memposisikan tubuhku untuk menyetubuhi Rita.
Aku menempelkan
kepala penisku ke vagina Rita untuk melihat reaksinya. Rita terlihat
masih tidur dan belum terbangun sama sekali, tampaknya Rita kalau sudah
tertidur sulit untuk bangun.
Aku menjadi semakin berani untuk
menyetubuhi Rita. Aku menekan penisku ke dalam vagina Rita lebih dalam
dengan perlahan. Aku sempat merasakan sempitnya vagina Rita dan panas
tubuhnya di sekeliling penisku. Namun, tiba-tiba Rita melenguh keras dan
menutup kakinya hingga penisku tertarik keluar.
Aku kaget
setengah mati, kukira Rita akan terbangun dan memergokiku sedang
menyetubuhinya. Penampilanku sekarangpun sudah tidak bisa disangkal,
dengan penis tegang keluar dari celana. Pakaian Rita-pun sedang dalam
posisi hampir terbuka.
Aku segera merapikan pakaian Rita dan pergi
dari kamar tidurnya. Kemudian melanjutkan pekerjaanku mengawasi mesin
prin. Tak lama kemudian, Mahdi pulang dan menanyakan pekerjaanku.
Setelah bertengkar, Mahdi dan Rita tidur, meninggalkan aku sendirian di
tempat kerjaku.
Aku mulai berpikir untuk mengerjai Rita dengan
lebih cepat dan tidak perlahan-lahan. Terlalu banyak waktu terbuang
hanya untuk berhati-hati dan takut ketahuan. Mahdi keburu pulang dan
resiko ketahuan yang besar menjadi pikiranku selama beraksi.
Kemudian
aku mendapat ide untuk menggunakan obat tidur. Aku segera mencari di
internet untuk membeli obat tidur. Setelah memesan, obat tidur tersebut
datang tiga hari kemudian. Aku menyusun rencana untuk menggunakan obat
tidur tersebut pada Rita.
Malamnya Mahdi sedang pergi dan Rita
sedang menonton televisi di ruang tamu. Kemudian aku segera membuat
alasan untuk membuat kopi agar dapat masuk ke rumah utama. Begitu Rita
lengah aku memasukkan obat tidur cair ke minumannya dan kedua anaknya
yang masih kecil.
Aku masuk kembali ke ruang kerjaku. Setelah
kutunggun lama suara televisi masih menyala, namun tidak terdengar suara
Rita ataupun anak-anaknya.
Aku memberanikan diri untuk masuk dan
membuka pintu dengan cara normal. Setelah aku masuk ternyata Rita dan
kedua anaknya masih berada di ruang tamu. Rita tertidur di kursi dan
anaknya tertidur di lantai masih memegang mainan yang sedang
dimainkannya. Aku menggelengkan kepala, tidak percaya bahwa aku akan
memperkosa wanita hamil yang sedang tidur.
Aku kemudian menguji
apakah Rita sudah sudah benar-benar tertidur atau belum. “Teh Rita, teh
Rita bangun” kataku sambil menepuk dan menggoyangkan tubuhnya. Rita
tidak juga bangun dan masih tertidur pulas.
Untuk meyakinkan aku
meremas payudaranya perlahan, kemudian aku meremasnya dengan keras untuk
melihat reaksinya. Ternyata Rita tidak juga terbangun, nampaknya obat
tidur tersebut benar-benar berfungsi dengan baik.
Kemudian aku
menyeret tubuh Rita ke kamar tidurnya. Aku tak punya banyak waktu karena
Mahdi akan segera pulang, dan aku tak ingin dia memergokiku sedang
memperkosa istrinya. Aku cepat-cepat membuka bajunya dan bajuku sendiri.
Kuciumi seluruh badannya dengan penuh nafsu, karena aku tahu kini
apapun yang kuperbuat Rita takkan terbangun.
Kuposisikan tubuh
Rita dengan posisi terlentang hingga aku bebas menjamah seluruh
tubuhnya. Perutnya yang sedang hamil tampak membusung ke atas. Kemudian
aku menghisap putting payudaranya, tidak seperti beberapa hari lalu,
malam ini aku menghisapnya dengan keras.
Kuremas payudara Rita
yang satu lagi, satu kuremas, satu kuhisap terkadang bergantian. Setelah
beberapa lama, kurasakan tanganku basah di payudara Rita, dan hanya ada
satu penjelasan, ini air susu Rita. Setelah terpana sebentar, aku mulai
menjilati air susunya. Ternyata rasanya cukup enak dan wangi. Aku masih
belum puas merasakan air susu Rita dan masih ingin terus meminumnya.
Aku
menghisap air susu Rita dari putting payudara, kuremas kemudian setelah
susunya keluar aku hisap hingga habis, terus seperti itu. Setelah
beberapa saat aku tahu teknik untuk mengeluarkan air susunya tanpa harus
meremasnya dengan tangan. Setelah aku merasa enek, enek karena air susu
yang seharusnya untuk bayi, lucu sekali.
Karena aku merasa sudah
cukup puas dengan payudaranya, aku ingin melakukan hal yang lain. Aku
melihat bibir Rita yang indah dan jadi sangat ingin menciumnya. Aku
mendekatkan wajah dan mencium bibirnya. Rasa mulut Rita jujur saja rasa
mi instan, sepertinya di baru makan mi instan.
Aku mengeluarkan
penisku dan mendekatkannya ke wajah Rita. Setelah menggosokkannya ke
bibir Rita, aku menekan penisku ke dalam mulut Rita. Setelah memasuki
mulut Rita aku mulai menggerakkan penisku keluar masuk. Mulut Rita
dipenuhi penisku dan becek karena liurku. Kemudian Rita bergerak secara
reflek berusaha mengeluarkan penisku dari mulutnya. “Sayang sekali…”
pikirku dalam hati.
Aku mengganti tergetku pada vaginanya, yang
belum kusentuh dari tadi. Aku membuka kedua kaki Rita hingga posisinya
kini mengangkang, siap dimasuki penisku. Aku tidak ingin melakukannya
dengan pelan, aku ingin melakukannya dengan keras dan kasar, toh Rita
takkan terbangun kali ini.
Kugosokkan penisku di bibir lubang
vagina Rita agar tak meleset saat kumasukkan. Setelah letaknya tepat aku
segera bersiap untuk memasukkan penisku ke vagina Rita. Dengan satu
hentakan keras, BLESSS aku menusukkan penisku ke dalam vagina Rita
sekuat tenaga. Rita tetap diam saja, hanya ekspresi wajahnya yang
sedikit mengerut.
Aku mendiamkan sebentar penisku di dalam vagina
Rita, mencoba meresapi panas tubuhnya dan gerakan di dalam vaginanya.
Vagina Rita seakan bernapas dengan jepitan yang mengeras dan mengendur
di sekeliling penisku. Penisku mulai kukeluarkan dan kuhentakkan kembali
dengan keras. Aku melakukannya beberapa kali karena setiap kali
melakukannya vagina Rita berkedut-kedut di bagian dalam.
Setelah
melihat jam, ternyata sudah lewat setengah jam sejak aku mulai bermain
dengan tubuh Rita. Aku mulai menggenjot badan Rita dengan cepat dan
kuat. PLOK PLOK PLOK PLOK suara paha kami saat bertemu karena
genjotanku.
Sambil terus kugenjot, aku menciumi seluruh permukaan
tubuhnya. Lenguhan-lenguhan kecil keluar dari bibirnya yang indah.
Payudara dan seluruh dadanya kujilati, kuremas, dan kuhisap dengan
rakus. Perutnya yang membusung kupeluk dan kuciumi pula, aku ingin
merasakan dengan jelas kalau aku sedang memperkosa wanita hamil dan
berjilbab pula.
Sekarang yang membuatku bingung adalah apakah aku
harus mengeluarkan maniku di luar atau di dalam. Setelah hampir setengah
jam menggenjot tubuh Rita, aku merasakan maniku sudah siap keluar.
Pada
saat merasakan sudah mencapai puncaknya, aku memutuskan untuk
mengeluarkan maniku di dalam vagina Rita. Kutekan keras penisku ke dalam
vagina Rita agar maniku keluar di tempat paling dalam di tubuh Rita.
CROT
CROT CROT maniku akhirnya keluar di dalam vagina Rita. Aku dapat
merasakan maniku keluar dan membanjiri vagina Rita. “Oh, oh, oh yeah,”
kataku tak kuasa menahan nikmat orgasme yang membuat seluruh tubuhku
menegang. Setelah kulepaskan penisku dari vagina Rita, air maniku
sedikit menetes dari vaginanya.
Aku berpikir, “Bagaimana dengan
bayi di dalam rahimnya ya?” karena aku baru saja memasukkan sperma dalam
jumlah besar. Aku pernah mendengar kalau seorang wanita akan keguguran
kalau diperkosa pada saat mengandung. Tapi kemudian aku berpikir lagi,
“Memang aku peduli? Aku rasa tidak! Lebih baik aku teruskan, karena
bagaimanapun sudah terlambat menyesal sekarang.”
Setelah tenagaku
pulih, aku siap untuk bermain dengan tubuh Rita minimal satu kali lagi.
Tubuh Rita kuposisikan agar menungging, karena aku ingin memperkosanya
dari belakang. Kunaikkan pantatnya ke atas dan menciumi pantatnya.
Pada
saat sedang asyik menciumi, aku melibat lubang anusnya. Aku terpana
dengan gerakannya yang seakan mengundangku untuk melakukan anal seks
padanya. Namun, aku terpaksa harus menolak, karena jika ketahuan ada
bekas anal seks, mereka akan curiga.
Kumasukkan sekali lagi
penisku ke dalam vagina Rita dari belakang. Setelah posisiku mantap, aku
genjot vagina Rita dengan cepat dan kuat. Kini tak hanya terdengar
suara paha saja yang terdengar. Kini, suaranya terdengar lebih becek
karena banyaknya cairan dalam vagina Rita.
Setelah puas dengan
posisi menungging, kuangkat tubuh Rita hingga dia berada dalam posisi
mendudukiku. Aku harus terus menahan tubuh Rita agar tak terjatuh.
Posisi duduk membuat ukuran perut Rita yang sedang hamil terlihat dengan
jelas. Sambil terus merabai tubuhnya dari belakang, aku terus
menggenjot tubuh Rita.
Perut dan payudara Rita bergoncang
mengikuti gerakan genjotanku. Remasanku pada payudara Rita semakin keras
hingga air susunya memercik ke kasur. Namun, posisi duduk cukup membuat
pegal karena aku harus menahan berat tubuh Rita. Aku mengganti posisi
agar aku dapat kembali menikmati tubuh Rita dengan nyaman.
Kurebahkan
tubuh Rita dengan posisi menyamping dan aku di belakangnya. Kuangkat
kaki Rita yang kanan dan menyelipkan kaki kananku di antara kaki Rita.
Kemudian, kumasukkan penisku kembali ke vagina Rita yang sudah becek
karena cairan dari vaginanya.
Kulanjutkan genjotanku pada Rita,
sambil menciumi seluruh tubuhnya. Tanganku meremas payudaranya yang
indah dengan keras. Puting payudara Rita kupuntir dan kucubit sepuasnya.
Setelah beberapa saat aku mulai mencapai puncak kenikmatanku. Aku
angkat kaki Rita agar aku dapat menggenjot vaginanya dengan kecepatan
maksimal.
Dengan posisi berlutut aku menggenjot vagina Rita dengan
kencang. Kuangkat bagian bawah tubuh Rita agar mani yang kukeluarkan
langsung masuk dan tak tumpah kemana-mana. Saat mencapai orgasme aku tak
kuasa menahan getaran tubuhku. “Oh! Ah! Oh!” aku melenguh karena
kenikmatan orgasme yang menguasai tubuhku.
Setelah kucabut
penisku, aku tetap mengangkat bagian bawah tubuh Rita agar air maniku
tidak keluar dari vagina Rita. Setelah beberapa saat, aku membersihkan
tubuh Rita yang penuh air liurku menggunakan kain lapel. Kubersihkan
vagina Rita dari air mani yang menetes.
Kurapikan pakaian Rita dan
kuposisikan seperti orang yang tidur. Kubaringkan kedua anak Rita di
tempat tidurnya. Kemudian aku kembali mengawasi mesin prin yang ternyata
kehabisan kertas. Jam setengah satu Mahdi pulang ke rumah dan
menanyakan pekerjaanku. Perbedaannya malam itu tak ada pertengkaran
karena Rita masih tidur dan Mahdi tidak menyadari apa yang kulakukan
pada istrinya.
Kini dengan berbekal obat bius, setiap aku menginap
di rumah Mahdi aku selalu memperkosa Rita. Rita dan Mahdi tidak pernah
menyadarinya atau tidak perduli aku tidak tahu. Pernah beberapa kali aku
memperkosa Rita saat Mahdi sedang tidur di sampingnya. Tentu saja aku
harus keluar sebelum ada masalah yang terjadi yang menyebabkanku masuk
penjara.
Karena memperkosa Rita sudah mulai membosankan dan tidak
menarik lagi, aku memutuskan keluar dari tempat kerja Mahdi. Aku keluar
dari tempat kerja Mahdi karena aku sudah muak kerja tanpa dibayar oleh
Mahdi. Beberapa bulan kemudian aku mendengar kabar bahwa istri Mahdi
telah melahirkan.
Saat aku berkunjung ke rumah Mahdi, aku melihat
bayi yang tadinya berada dalam kandungan Rita. Anak Rita ternyata sangat
lucu dan sehat tanpa ada cacat sama sekali. Ternyata pemerkosaan yang
kulakukan pada Rita sama sekali tidak berpengaruh pada rahim Rita dan
kandungannya.
Sekarang aku keluar untuk selamanya dari tempat kerja Mahdi karena bosan, sudah tidak ada lagi yang bisa kulakukan di sini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)